Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertama Kali, Dua Wanita Bersaing Pimpin WTO

Organisasi di bawah PBB itu memastikan seorang wanita di posisi teratas untuk pertama kalinya.
 Organisasi Perdagangan Dunia (WTO)./Istimewa
Organisasi Perdagangan Dunia (WTO)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengumumkan  kemarin bahwa Menteri Perdagangan Korea Selatan dan mantan Menteri Keuangan Nigeria lulusan Universitas Harvard telah memenuhi syarat sebagai dua finalis untuk menjadi direktur jenderal berikutnya.

Dengan demikian, organisasi di bawah PBB itu memastikan seorang wanita di posisi teratas untuk pertama kalinya.

Pengumuman siapa pemenang di antara kedua wanita itu diperkirakan pada awal November

Panitia seleksi mengatakan bahwa Ngozi Okonjo-Iweala dari Nigeria, dan Yoo Myung-hee dari Korea Selatan lolos ke babak final dan kini masih dalam tahap persaiangan yang diperkirakan akan berakhir dalam beberapa minggu mendatang.

Mereka dipilih dari lima kandidat sebelumnya.

“Kedua wanita yang berada di babak final memiliki kualifikasi yang luar biasa. Ini adalah sesuatu yang disetujui semua orang,” kata juru bicara WTO, Keith Rockwell kepada wartawan seperti dikutip Aljazeera.com, Jumat (9/10/2020).

Dia mengaku sudah terkesan dengan mereka sejak awal.

Majelis Umum WTO yang bermarkas di Jenewa dan terdiri dari utusan 164 anggota, mengeliminasi Amina Mohamed, mantan Menteri Perdagangan dari Kenya.

Demikian juga dengan Mohammad Maziad Al-Tuwaijri, mantan menteri ekonomi Arab Saudi dan mantan Menteri Perdagangan Internasional dan pendukung Brexit daari Inggris, Liam Fox.

“Sangat berterima kasih dan merasa terhormat terpilih untuk putaran final dalam proses seleksi Direktur Jenderal @WTO berikutnya!” menurut akun Twitter Yoo, yang memiliki gelar sarjana hukum dari Vanderbilt University.

Dia menyatakan meminta dukungan semua pihak. Sedangkan, Okonjo-Iweala di Twitter berterima kasih kepada anggota WTO atas dukungan mereka dan menulis bahwa dia "senang berada di babak final."

Direktur Jenderal WTO sebelumnya, Roberto Azevedo dari Brasil, membuat pengumuman mengejutkan pada bulan Mei bahwa dia akan meninggalkan pekerjaannya setahun lebih awal dengan alasan "keputusan pribadi". Dia mundur tanpa penggantinya pada 31 Agustus lalu.

Masa jabatan tujuh tahun Azevedo ditandai dengan tekanan kuat dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang berulang kali menuduh WTO melakukan perlakuan "tidak adil" terhadap AS dan memulai perang dagang dengan China yang bertentangan dengan sistem WTO.

Pada masa lalu, Trump mengancam akan menarik AS keluar dari badan perdagangan tersebut.

Sistem penyelesaian sengketa WTO  merupakan tempat paling terkenal di dunia untuk menyelesaikan sengketa perdagangan internasional.

WTO pernah mengadili perusahaan  pembuat pesawat Boeing dan Airbus dalam beberapa dekade terakhir.

Akan tetapi, AS telah menghalangi penyelesaian sengketa dagang itu dengan memblokir anggota baru untuk pengadilan tertinggi WTO, yakni Badan Banding sehingga tidak dapat menangani sengketa baru sejak tahun lalu.

Direktur jenderal berikutnya akan menghadapi tugas berat untuk menghadapi  AS jika Trump memenangkan masa jabatan kedua di tengah tuduhan Washington bahwa China terlibat dalam praktik yang tidak adil seperti mensubsidi industri secara berlebihan dan mencuri kekayaan intelektual.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper