Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menlu AS Terbang ke Tokyo, Bertemu 3 Negara Sekutu Bahas China

Malam ini Menlu AS Mike Pompeo akan bertemu perwakilan dari Australia, India dan Jepang, yang bersama dengan AS membentuk kelompok yang disebut Quad.
Menlu AS Mike Pompeo/Bloomberg-Andrew Harrer
Menlu AS Mike Pompeo/Bloomberg-Andrew Harrer

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Michael Pompeo dijadwalkan hadir dalam pertemuan dengan tiga negara sekutu di Tokyo, dalam upaya untuk menjaga tekanan terhadap China di tengah krisis virus corona yang mengguncang Washington.

Malam ini, Pompeo akan bertemu perwakilan dari Australia, India dan Jepang, yang bersama dengan AS membentuk kelompok yang disebut Quad. Pompeo akan mengadakan pertemuan bilateral dengan mitranya Marise Payne dari Australia, Toshimitsu Motegi dari Jepang dan Subrahmanyam Jaishankar dari India serta dengan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga menjelang diskusi empat arah.

Pertemuan menteri internasional pertama di Jepang dalam hampir satu tahun itu untuk menunjukkan solidaritas, di saat China sedang berseteru dengan berseteru Australia, AS, dan India.

Perdana Menteri Jepang yang baru dilantik, Yoshihide Suga, menyatakan pertemuan tersebut menandakan kesediaan untuk melanjutkan beberapa proyek keamanan pendahulunya Shinzo Abe. Sementara itu, China sebelumnya telah menyatakan keprihatinannya bahwa inisiatif yang pertama kali didukung Abe lebih dari satu dekade lalu adalah upaya membentuk kelompok eksklusif dan memicu perang dingin baru.

"Apa yang mereka lakukan adalah mengirimkan pesan ke pihak China bahwa keterlibatan lebih penting daripada ketegasan. Namun, ini tidak berarti sesuatu yang membatasi China. Tidak ada yang bisa menahan China," kata Kunihiko Miyake, mantan diplomat dan profesor tamu di Universitas Ritsumeikan Jepang, dilansir Bloomberg, Selasa (6/10/2020).

Quad telah mendapatkan momentum karena Presiden AS Donald Trump melakukan pendekatan yang lebih konfrontatif ke Beijing, sementara India semakin waspada terhadap pengaruh ekonomi dan militer China di Asia Selatan. AS sejak 2017 berupaya menarik India, yang secara tradisional melindungi status nonbloknya dengan strategi Indo-Pasifik.

Pertemuan yang berlangsung ketika Trump mengalami infeksi Covid-19 di Washington, menggambarkan pentingnya hal itu bagi Pompeo, salah satu kritikus paling vokal terhadap Partai Komunis China.

Australia dan China sebelumnya telah berseteru setelah Canberra melancarkan dukungan untuk penyelidikan independen tentang asal-usul virus corona, sementara pasukan India dan China telah terlibat bentrok di perbatasan Himalaya beberapa waktu lalu.

Pertemuan tersebut juga akan menjadi acara diplomatik besar pertama bagi Suga, setelah menjabat perdana menteri kurang dari tiga minggu lalu dengan sedikit pengalaman kebijakan luar negeri.

Suga harus menjaga keseimbangan antara mitra dagang terbesar Jepang, China, dan satu-satunya sekutu militernya, AS. Dia juga setuju untuk bekerja sama dengan Presiden China Xi Jinping selama panggilan telepon baru-baru ini.

Pompeo memuji Suga sebagai kekuatan yang kuat dalam peran sebelumnya sebagai kepala sekretaris kabinet.

"Amerika Serikat memiliki setiap alasan untuk percaya bahwa dia akan memperkuat aliansi abadi kami dalam peran barunya," katanya.

Keempat menteri tersebut diharapkan dapat membahas pandemi dan situasi kawasan, serta pentingnya kerja sama dengan negara lain dalam mewujudkan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

"Kami berharap negara-negara terkait dapat lebih memikirkan kepentingan bersama negara-negara kawasan dan berkontribusi pada perdamaian regional, stabilitas dan pembangunan daripada melakukan yang sebaliknya," kata Kementerian Luar Negeri China dalam sebuah pernyataan.

India juga diharapkan mengundang Australia untuk ambil bagian dalam latihan angkatan laut tahunan, memperluas apa yang telah menjadi acara trilateral dengan AS dan Jepang.

Sebelumnya, Quad mengadakan pertemuan formal tingkat menteri pertama sekitar setahun yang lalu di New York, yang dipandang sebagai tanda ketidaknyamanan yang tumbuh atas kebijakan luar negeri Xi yang lebih tegas.

Wang Huiyao, penasihat kabinet China dan pendiri Center for China and Globalization, mengatakan aliansi strategis yang ditujukan ke Beijing tidak berguna atau produktif.

"China adalah mitra dagang besar bagi negara-negara tersebut dan memiliki kolaborasi rutin dengan negara-negara tersebut," kata Wang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper