Bisnis.com, JAKARTA – Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta tengah merawat 3.462 pasien yang terinfeksi virus Corona (Covid-19) pada Senin (5/10/2020).
Perwira Penerangan Kogabwilhan I Kolonel Marinir Aris Mudian mengatakan sejumlah pasien tersebut terbagi antara yang bergejala ringan, sedang, dan yang tanpa gejala.
Aris mengungkapkan dari total pasien yang dirawat di RSDC Wisma Atlet Untuk Tower 6 dan 7 sebanyak 1.806 orang. Kedua tower tersebut diperuntukkan bagi pasien bergejala ringan sampai sedang.
“Perinciannya yang laki-laki 860 orang dan wanita 946 orang. Jumlah ini berkurang 243 orang dibandingkan dengan hari sebelumnya sebanyak 2.049 orang,” kata Aris dalam keterangan resminya, Senin (5/10/2020).
Sementara itu, jumlah pasien yang terdaftar di Tower 4 dan 5 jumlahnya sebanyak 1.656 orang, seluruhnya dirawat inap. Perinciannya 909 orang laki-laki dan 747 orang wanita.
Dengan demikian, jumlah pasien yang dirawat inap di Tower 4 dan 5 bertambah 11 orang dibandingkan dengan sebelumnya sebanyak 1.645 orang.
Baca Juga
Secara keseluruhan, total pasien yang ada di Wisma Atlet sebanyak pasien yang sudah terdaftar di Tower 6 dan 7 Wisma Atlet sudah mencapai 19.609 orang dan 17.803 orang di antaranya sudah keluar, ada yang sembuh, dirujuk ke rumah sakit lain, atau meninggal dunia.
“Perinciannya 339 orang dirujuk ke RS lain, yang sembuh 17.457 orang, dan meninggal 7 orang,” terangnya.
Adapun, di Tower 4 dan 5 total pasien terdaftar sebanyak 6.180 dan yang dirawat inap sebanyak 1.656 orang.
Dengan catatan tersebut, total pasien yang ada di empat tower Wisma Atlet 3.462 orang. Kapasitas Tower 6 dan 7 sebanyak 4.218 sudah terpakai sekitar 42,8 persen. Sedangkan, Tower 4 dan 5 dengan kapasitas 4.944 sudah terpakai sekitar 33,4 persen.
Berkurangnya jumlah pasien di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet berkaitan dengan adanya aturan Pemerintah Provinsi DKI yang kembali memperbolehkan pasien Covid-19 yang tanpa gejala untuk isolasi mandiri di rumah.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan bahwa langkah tersebut diambil melalui Keputusan Gubernur Nomor 980 Tahun 2020 agar bisa menambah kapasitas tempat isolasi terkendali untuk dapat menampung pasien aktif konfirmasi positif Covid-19 di DKI Jakarta.
Kendati demikian, dia menegaskan, isolasi mandiri itu dilakukan dengan sejumlah pertimbangan, yaitu warga harus memiliki tempat, rumah, kamar yang memenuhi syarat. Artinya sesuai dengan standar kesehatan untuk isolasi.
“Kemudian dilakukan pengawasan, pemantauan, perawatan yang baik ya dari internal dari warga keluarga dan dari petugas kesehatan,” ujarnya beberapa hari lalu.
