Bisnis.com, JAKARTA - Kanselir Jerman Angela Merkel mendesak presiden Belarusia Alexander Lukashenko untuk segera membuka dialog dengan para demonstran yang memprotes kemenangannya.
"Kami enggan mengakui kemenangan Lukashenko. Kami meminta dia agar segera berdialog dengan warga Belarusia tanpa intervensi dari barat maupun timur," kata Merkel seperti diwartakan Bloomberg Rabu (30/9/2020).
Merkel menambahkan bahwa dirinya akan segera bertemu dan berdialog dengan pimpinan oposisi Belarusia Sviatlana Tsikhanouskaya. Langkah ini selaras dengan sikap Prancis, yang sebelumnya juga telah menemui tokoh oposisi tersebut lewat presiden Emanuel Macron.
Merkel berharap dirinya dapat membantu Tsikhanouskaya untuk mengatasi krisis politik yang terjadi di Belarusia.
"Anda betapa semangatnya seorang perempuan sepertinya berani memimpin protes di jalanan untuk kebebasan, perlawanan terhadap korupsi. Saya hanya bisa mengatakan betapa saya mengaguminya," imbuh Merkel.
Krisis di Belarusia telah mendapat berbagai kecaman dari negara-negara Eropa. Tak cuma Prancis dan Jerman, Inggris pun mengambil beragam tindakan.
Baca Juga
Sekretaris Luar Negeri Inggris Dominic Raab bahkan telah mengumumkan sanksi untuk Lukashenko pada Rabu (30/9/2020) hari ini, yang di antaranya adalah pembekuan aset Lukashenko yang ada di Inggris, serta larangan untuk memasuki negara tersebut.
"Rezim Alexander Lukashenko bertanggung jawab atas serangkaian pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) terhadap tokoh oposisi, media, dan rakyat Belarusia setelah terjadinya pemilu yang curang," tutur Raab seperti dilansir The Guardian.
Kemenangan Lukashenko dalam Pemilu Belarusia sebenarnya sudah tak diakui oleh banyak negara. Namun, Lukashenko tetap percaya diri bahwa kemenangannya sah, terutama setelah mendapat dukungan Rusia.