Bisnis.com, JAKARTA – Nissan Motor Co. ditargetkan mampu kembali ke posisi mencetak profit pada 2021 jika momen perbaikan saat ini terus berlanjut.
Chief Executive Officer Nissan Motor Makoto Uchida mengatakan momen perbaikan tersebut dipacu oleh kembalinya permintaan dari China ke posisi sebelum pandemic Covid-19.
Nissan Motor sempat mencatatkan kerugian pertama kalinya pada tahun fiskal pertama Mei 2020 sejak satu dekade yang lalu. Angka kerugian pun merupakan yang terbesar sejak 20 tahun terakhir.
Dilasir Bloomberg, Sabtu (26/9/2020), Uchida mengemukakan adanya pemulihan yang kuat di China pada hingga akhir tahun ini dan berencana memperluas pangsa pasarnya di Negeri Tirai Bambu itu.
China telah menjadi pasar penting bagi Nissan Motor dari segi penjualan. Tetapi, skandal yang menyelimuti Nissan akibat perkara hukum yang membelit mantan CEO Nissan Motor Carlos Ghosn dan penurunan penjualan yang berpotensi mencederai kemitraannya dengan Renault SA menjadi penghambat tersendiri.
Namun, berkat kemitraannya dengan Dongfeng Motor Group Co. pada 2003, Nissan menjelma sebagai salah satu produsen mobil penumpang terkuat Jepang di Asia.
Baca Juga
Presiden Dongfeng Motor Shohei Yamazaki mengatakan ketika semua pasar otomotif dunia masih diliputi ketidakpastian, justru ekonomi China bergerak agresif.
Seperti layaknya perusahaan otomotif lainnya, pandemi Covid-19 memperparah kondisi Nissan. Perusahaan ini mencatatkan kerugian 671 miliar yen (US$6,2 miliar) pada tahun fiskal lalu, atau yang terbesar selama dua dekade.