Bisnis.com, JAKARTA - Polres Kota Solo membeberkan alasan Polri dan TNI menyiagakan ratusan personel sejak hari Senin-Selasa, 21-22 September 2020 di Stadion Manahan Solo.
Kapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak mengjelaskan ratusan personil yang terdiri dari Satbrimobda dan Ditsamapta Polda Jawa Tengah serta Kopassus, Lanud Korem-Kodim TNI tersebut disiapkan bukan untuk mengantisipasi ancaman kasus perselisihan dua perguruan silat yang terjadi beberapa hari lalu.
Menurutnya, ratusan personel itu disiagakan hanya untuk menjaga situasi keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalulintas di wilayah Kota Surakarta.
"Tidak ada itu bentrokan. Personel ini disiapkan untuk menjaga dan memelihara situasi Kamtibmas dan Kamseltibcar Lantas supaya tetap kondusif," tuturnya kepada Bisnis, Selasa (22/9).
Dia optimistis ratusan personel TNI-Polri yang telah disiagakan tersebut dapat membantu masyarakat agar bisa tetap menjalankan aktivitas seperti biasa di tengah pandemi Covid-19.
"Tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat ya," katanya.
Baca Juga
Sebelumnya pada Senin (21/9/2020), Kapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak mengunjungi tempat tinggal tiga pesilat PSHT yang menjadi korban dalam kasus penganiayaan oleh orang tidak dikenal di Mojosongo pada Selasa (15/9/2020) lalu.
Kapolresta memastikan kasus penganiayaan itu telah ditangani oleh jajaran Polresta Solo di-backup Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jateng.
Dalam silaturahmi itu, ia menyampaikan rasa keprihatinannya serta turut mendoakan agar tiga orang korban cepat beraktivitas seperti biasa.
Dapat Kembali ke Rumah
Tiga orang korban itu berinisial AA, 18, AR, 18, keduanya warga Mojosongo. Lalu, AF, 18, warga Banyuanyar.
Ketiganya sempat menjalani perawatan di RS dr. Oen hingga sudah dinyatakan dapat kembali ke rumah.
"Serahkan proses penegakan hukum sepenuhnya kepada kepolisian. Serta tidak usah ada pengerahan massa atau turun ke jalan karena membuat persoalan ini semakin melebar," papar Kapolresta.
Ia menambahkan, saat ini penyidik Polresta Solo masih terus bekerja menyelidiki kasus penganiayaan itu.
Menurutnya, penyelidikan itu terus dikembangkan agar pelaku dapat segera terungkap.
Seperti pemberitaan sebelumnya, penyerangan anggota PSHT juga terjadi di kawasan Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo, Selasa (15/9/2020). Akibat penyerangan itu, dua anggota PSHT terluka sabetan senjata tajam.
Malam hari setelah penyerangan itu, massa berdatangan ke Plaza Manahan Solo, karena sebelumnya ada pemberitahuan via pesan berantai ihwal adanya aksi solidaritas.
Polisi berhasil menghalau massa dari berbagai daerah itu agar tidak berkumpul karena selain tengah masa pandemi Covid-19 juga rawan menimbulkan gesekan.