Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasien Covid-19 Melonjak, Israel Umumkan Status Darurat di Seluruh RS

Pada Senin (21/9/2020), jumlah pasien kritis Covid-19 di Israel mencapai rekor 651 orang, dari 1.348 pasien rawat inap saat ini.
Penganut Yahudi Israel belajar dalam seminar, dengan dikelilingi lembaran plastik untuk melindungi mereka dari penyebaran virus corona (COVID-19), di Ashdod, Israel, Rabu (16/9/2020)/Antara/Reuters-Amir Cohen/FOC/djo
Penganut Yahudi Israel belajar dalam seminar, dengan dikelilingi lembaran plastik untuk melindungi mereka dari penyebaran virus corona (COVID-19), di Ashdod, Israel, Rabu (16/9/2020)/Antara/Reuters-Amir Cohen/FOC/djo

Bisnis.com, JAKARTA - Israel akhirnya menyatakan status darurat di seluruh rumah sakit miliknya setelah terjadi lonjakan kasus virus Corona atau Covid-19 di negara itu. Dilansir Xinhua, Selasa (22/9/2020), hal itu dinyatakan Kementerian Kesehatan Israel, Senin (21/9/2020) waktu setempat.

Dalam surat yang ditujukan kepada kepala rumah sakit, yang salinannya dilihat oleh Xinhua, Dirjen Kementerian Kesehatan Israel Hezi Levi memperingatkan bahwa sistem kesehatan Israel diprediksikan bakal melebih batas kapasitas dalam hitungan pekan atau bahkan beberapa hari ke depan.

Dalam 10 hari, pihaknya memperkirakan akan ada tambahan 200 hingga 300 pasien Covid-19 dalam kondisi serius, termasuk yang menggunakan ventilator.

Pada Senin, jumlah pasien kritis Covid-19 di Israel mencapai rekor 651 orang, dari 1.348 pasien rawat inap saat ini.

"Seperti dalam kondisi darurat, saya berharap manajemen rumah sakit terlibat dalam upaya nasional untuk mengatasi beban morbiditas," tulis Levi.

Levi juga mengumumkan pembentukan markas operasi nasional, yang akan beroperasi selama 24 jam penuh, untuk mengawasi aktivitas Covid-19 di seluruh rumah sakit serta memberikan solusi bagi masalah yang dihadapi mereka. 

Sebelumnya, pemerintah Israel menyepakati penerapan lockdown ketat selama 2 pekan untuk mencegah gelombang kedua penyebaran Covid-19.

Kesepakatan ini dicapai berdasarkan rapat yang dihadiri seluruh jajaran kabinet pada Kamis (10/9/2020) malam waktu setempat.

Menurut laporan Bloomberg, setelah 2 pekan lockdown berlalu pemerintah Israel kemungkinan besar masih akan membatasi aktivitas produktif di beberapa sektor rawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper