Bisnis.com, JAKARTA - Kebakaran telah menghancurkan kamp imigran terbesar di Yunani sehingga menyebabkan hampir 13.000 orang kehilangan tempat berlindung.
Sekitar 20 petugas pemadam kebakaran memadamkan kobaran api di kamp Moria yang terletak di pulau Lesbos tersebut. Kamp itu dirancang untuk kurang dari 3.000 orang, namun saat para imigran terpapar asap, mereka yang berada di kamp yang padat itu melarikan diri.
Menteri migrasi Yunani hanya mengatakan kebakaran "disebabkan para pencari suaka", tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut sepefti dikutip BBC.com, Kamis (10/9/2020).
Polisi memblokir jalan dari kamp itu untuk mencegah para imigran memasuki kota-kota terdekat.
Banyak di antara mereka yang berusaha membawa barang-barang ke kota pelabuhan Mytilene, namun akses ke kota itu ditutup. Laporan menunjukkan banyak yang tidur di ladang saat kebakaran terjadi.
Komisaris urusan dalam negeri Uni Eropa Ylva Johansson mengatakan telah menyetujui untuk membiayai pemindahan 400 remaja dan anak-anak tanpa pendamping ke tempat permukiman wilayah daratan.
Kebakaran terjadi di lebih dari tiga tempat dalam waktu singkat, menurut kepala pemadam kebakaran setempat, Konstantinos Theofilopoulos kepada saluran televisi negara ERT. Beberapa imigran menggelar aksi protes sehingga menghalangi petugas pemadam kebakaran yang mencoba memadamkan api.
Api utama, yang awalnya dipicu oleh angin kencang, padam kemarin pagi, meskipun Theofilopoulos mengatakan masih ada beberapa titik api kecil yang menyala di dalam sejumlah kontainer di lokasi tersebut.
Seorang penduduk setempat mengatakan kepada BBC bahwa hampir seluruh kamp terbakar.