Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kementerian Prabowo Angkat Bicara soal Tunggakan Proyek Jet Tempur Rp6,2 Triliun

Indonesia, seperti dilaporkan Yonhap News Agency, setuju untuk menanggung 20 persen dari total biaya pengembangan proyek 8,8 triliun won (US $ 7,3 miliar), atau sekitar 1,7 triliun. Won, setara dengan Rp22 triliun.
Dahnil Anzar Simanjuntak. JIBI/Bisnis/Jaffry Prabu Prakoso
Dahnil Anzar Simanjuntak. JIBI/Bisnis/Jaffry Prabu Prakoso

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia dilaporkan menunggak ratusan juta dolar terkait proyek pengembangan jet tempur bersama Korea Selatan.

Dilansir dari Yonhap News Agency, Indonesia bergabung dalam proyek KF-X terkait upaya pengadaan pesawat untuk angkatan udara. Hal ini bertujuan untuk memajukan industri kedirgantaraan.

Indonesia, seperti dilaporkan Yonhap News Agency, setuju untuk menanggung 20 persen dari total biaya pengembangan proyek  8,8 triliun won (US $ 7,3 miliar), atau sekitar 1,7 triliun. Won, setara dengan Rp22 triliun.

Hanya saja, Indonesia masih gagal dalam membayar sejumlah 500 miliar won setara Rp6,2 triliun. Uang tersebut seharusnya dibayarkan pada akhir Agustus lalu.

Pihak yang berwenang yang mengetahui masalah tersebut mengaku Indonesia sejauh ini telah membayar 227,2 miliar won (Rp2,83 triliun). Sementara itu, alokasi anggaran untuk proyek KF-X ini sekitar 270 miliar won.

Sementara itu, dikonfirmasi secara terpisah, Juru Bicara Kemenhan Dahnil Anzar Siamnjuntak mengatakan saat ini Pemerintah Indonesia akan melakukan renegoisasi tahap berikutnya terkait dengan cost share yang harus dibayar terkait proyek tersebut.

"Saat ini Pemerintah akan melakukan renegoisasi tahap berikutnya terkait dengan cost share yang harus dibayar oleh Pemerintah Indonesia termasuk renegoisasi terkait keberlanjutan proyek tersebut setelah 2017 yang lalu Presiden memerintahkan melakukan renegoisasi terkait proyek KFX-IFX," kata Dahnil saat dikonfirmasi wartawan, Senin (7/9/2020).

Dia mengatakan renegoisasi pada saat itu Pemerintah Korsel belum menyepakati permintaan Indonesia terkait penurunan cost share Indonesia dari 20 persen menjadi 15 persen.

"Namun hanya memperoleh pengurangan menjadi 18,8 persen," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper