Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi Pengaturan Sekuritas Fang Xinghai mengatakan China akan mempercepat pembukaan pasar modalnya dan memperdalam reformasi untuk menarik lebih banyak investor asing.
Regulator akan memperluas cakupan investasi yang diizinkan dalam tautan program penghubung saham dengan Hong Kong. Pemerintah juga akan memungkinkan investor asing untuk memperdagangkan lebih banyak produk komoditas berjangka.
Para pejabat berencana untuk mengumumkan revisi peraturan kepada investor institusi asing yang memenuhi syarat secepat mungkin guna meningkatkan kesediaan dan kepercayaan untuk berinvestasi di China. Kepemilikan asing saat ini hanya memegang 4,7 persen dari saham China yang beredar, jauh di bawah lebih dari 30 persen di pasar seperti Jepang dan Korea Selatan.
"Masih ada potensi besar untuk mengantarkan modal asing, kata Fang, dilansir Bloomberg, Minggu (6/9/2020).
China juga membuka pasar keuangannya tahun ini untuk memungkinkan raksasa Wall Street seperti Goldman Sachs Group Inc. untuk mengambil kepemilikan penuh usaha di negara itu. Negara itu akan mengandalkan raksasa Wall Street untuk menyediakan investasi baru dan mendorong industri lokal yang lebih kompetitif.
Langkah tersebut dilakukan dengan latar belakang meningkatnya ketegangan dengan AS atas masalah-masalah termasuk perdagangan dan tindakan keras di Hong Kong. Terbebani oleh virus Corona, ekonomi China siap untuk ekspansi paling lambat tahun ini dalam empat dekade.
Baca Juga
"Partisipasi investor asing telah membantu membuat pasar saham China lebih rasional dan penilaian lebih masuk akal," kata Fang.
China tahun lalu menghapus batas kuota bagi investor asing untuk membeli saham dan obligasi, setelah juga melonggarkan aturan pada 2018. Negara tersebut mendorong untuk meningkatkan penggunaan yuan dalam transaksi internasional, sekaligus menarik lebih banyak modal asing.
Chen Yulu, Wakil Gubernur di People’s Bank of China mengatakan daya tarik aset keuangan dalam denominasi yuan bagi investor internasional telah tumbuh karena lebih banyak bank sentral menggunakan mata uang China dalam cadangan devisa mereka. Kepemilikan asing atas aset domestik tersebut melonjak 37 persen menjadi 7,7 triliun yuan (US$1,1 triliun) per 31 Juli dari tahun sebelumnya.
"Yuan dapat memikul tanggung jawab internasional yang lebih besar di masa depan karena keterbukaan China semakin dalam," katanya.