Bisnis.com, JAKARTA – Tak butuh waktu lama, 1 bulan saat pandemi Covid-19 menyerang membuat Airbnb merugi US$1 miliar. Situasi ini pun memaksa Chief Executive Officer Airbnb Brian Chesky menyebut industri perjalanan sudah berakhir.
Pergi menggunakan pesawat bukan lagi sesuatu yang bisa dilakukan dengan mudah dan membuat rencana perjalanan harus didikte oleh protokol kesehatan.
Ketika menginjak bulan ke-9, prediksinya mengenai industri perjalanan tetap sama. Tetapi pernyataan sebelumnya yang seakan-akan menggambarkan kiamat pada industri perjalanan mungkin bisa segera direvisi.
Industri perjalanan tidaklah sekarat tetapi mengalami perkembangan akibat dinamika krisis kesehatan ini.
Dia menambahkan bahwa industri berjalan sedang mengalami revolusi massif yang akan mengubah wajah industri ini selamanya.
“Ada beberapa hal akan kembali, begitu pula ada hal yang hilang. Mungkin itu akan kembali lebih kuat. Ketika itu kembali, kemungkinan ada yang akan berubah,” katanya, dilansir dari Bloomberg, Sabtu (5/9/2020).
Baca Juga
Di antara hal-hal yang diramalnya bakal menghilang yakni over tourism, perjalanan bisnis, dan program loyalitas
Chesky juga menambahkan ada beberapa hal baru yang akan muncul, termasuk destinasi wisata yang tangguh.
Komentar ini muncul di tengah masa krisis perusahaan yang dipimpinnya. Airbnb berhasil mengakhiri musim panas ini dengan kisah dramatis dari penurunan pemesanan kamar 90 persen dan kerugian hingga US$400 juta pada kuartal II/2020 menjadi naik 22 persen pada Juli tahun ini.
“Pada 8 Juli, konsumen memesan kamar lebih dari 1 juta malam. Ini adalah yang pertama kalinya dalam 4 bulan, sejak 3 Maret, kami mencapai angka itu,” tekannya.
Namun, berita gembira ini tidak serta merta membuat Airbnb keluar dari masa kelam. Data perusahaan menunjukkan ketika pemesanan kamar naik dua kali lipat dibandingkan tahun lalu, pemesanan kamar di perkotaan masih lemah.
Chesky mengungkapkan warga negara Amerika Serikat (AS) sudah tidak sabar menggunakan paspor mereka, hal yang sama juga terjadi pada wisatawan asal Eropa.
Meski perjalanan lintas negara telah mendapatkan lampu hijau di kawasan Schengen, tetapi perjalanan antar lintas negara hanya berkontribusi sekitar 15 persen di Airbnb.
Industri perjalanan masih didefisinikan secara kasar dengan potensi pariwisata lintas batas dan pariwisata domestik. Ambil contoh AS, Prancis, dan Inggris, mereka sangat luas tetapi mereka juga memiliki destinasi yang populer.
“Meski mereka kehilangan wisatawan dari lintas batas, mereka masih akan melihat peningkatan di wisatawan domestik,” ujarnya.
Lain halnya dengan Asia Tenggara dan kawasan Karibia. Dia mengatakan destinasi-destinasi ini mengharuskan wisatawan untuk terbang ke sana. Tak ada permintaan dari orang-orang di sana untuk meramaikan pariwisata di daerah itu.
“Sama halnya dengan Jerman. Mereka punya ekonomi yang kuat, tetapi mereka biasanya pergi berlibur ke luar negeri. Berbeda juga dengan Prancis yang masih memiliki destinasi lokal yang populer,” jelasnya.