Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani memiliki kekhawatiran pribadi terkait dengan perubahan perilaku masyarakat dalam mengonsumsi informasi.
Seperti diketahui, pola mengonsumsi informasi antara generasi sebelum era digital dan milenial yang serba teknologi sangat jauh berbeda. Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh generasi Sri Mulyani, misalnya, sudah terdisrupsi akibat hadirnya media sosial dan platform berita berbasis digital.
"Saya tiap pagi masih terima koran. Saya suka minum teh sambil baca koran tiap pagi. Namun anak saya tidak, generasi milenial tidak. Saya khawatir itu," kata Sri dalam Pembukaan Kongres Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) di Jakarta, Sabtu (22/8/2020).
Hal tersebut, tidak terlepas dari orientasi media massa dalam menyebarkan informasi kepada publik pada saat ini. Dia menilai orientasi clickbait atau mengejar jumlah hits dalam pemberitaan oleh media, menjadi penyebab dari disinformasi yang kian mainstream.
Menurutnya, hal tersebut tidak saja menjadi tantangan bagi industri media massa, tapi juga bagi negara.
"Ada disinformasi yang di-mainstream-kan. Clickbait atau orientasi jumlah hits yang menjadi KPI menjadi penyebab. Saya sering menjadi victim judul yang bombastis. Judulnya apa, isinya apa. Kalau ada Sri Mulyani ngomong sesuatu yang kontroversial, pasti diklaim," ujar Sri.
Baca Juga
Merajalelanya hoaks, ujarnya, merupakan permasalahan yang berpotensi memecah belah masyarakat akibat terpapar disorientasi sehingga sangat berbahaya bagi negara.