Bisnis.com, JAKARTA – Apple Inc. mencatatkan sejarah di bursa saham Amerika Serikat dengan kapitalisasi pasar melampaui US$2 triliun setelah saham melonjak hari Rabu (19/8/2020)
Pencapaian ini hanya membutuhkan waktu 2 tahun setelah produsen iPhone tersebut mencapai kapitalisasi pasar US$1 triliun. Padahal, butuh waktu hingga 38 tahun sejak berdiri sebelum Apple mencapai US$1 triliun pertamanya.
Kinerja ini didorong oleh perluasan ekosistem perangkat kerasnya dengan lebih banyak iPhone dan Apple Watches dan AirPods baru, peluncuran layanan digital, dan pemanfaatan basisnya 1,5 miliar perangkat untuk menghasilkan lebih banyak pendapatan berulang.
Perusahaan yang berbasis di Cupertino, California, ini juga didukung oleh penggunaan luas perangkat, aplikasi, dan layanan cloud yang terhubung ke internet, terutama selama pandemi Covid-19.
Rencana buyback saham dan pembagian dividen telah memikat investor baru, seperti Warren Buffett, sementara rencana stock split saham yang akan segera dilakukan akan membuat investor yang lebih kecil juga tertarik.
Mantan eksekutif pemasaran senior Apple Michael Gartenberg mengatakan tonggak pasar sekali lagi menunjukkan kecerdasan Tim Cook yang luar biasa sebagai CEO Apple.
Baca Juga
“Kunci kesuksesan Apple adalah komitmen yang teguh untuk memperhatikan detail hal-hal yang mungkin dianggap biasa oleh perusahaan lain,” ujarnya, seperti dikutip Bloomberg.
Saham Apple sempat menguat 1,4 persen ke level US$468,65 per saham. Kapitalisasi pasarnya saat ini hampir menyamai saham-saham berkapitalisasi kecil dalam indeks Russell 2000. Penguatan tersebut telah mengukuhkan posisi Apple sebagai perusahaan paling berharga di dunia.
Sebelumnya, Saudi Aramco sempat membanggakan valuasi US$2 triliun yang dicapai bulan Desember, namun saham perusahaan minyak nasional Arab Saudi tersebut turun dan saat ini diperdagangkan dengan kapitalisasi pasar sekitar $ 1,8 triliun.
Di antara perusahaan AS, Apple dibuntuti oleh Amazon.com Inc. dan Microsoft Corp. Keduanya memiliki kapitalisasi pasar di bawah US$1,7 triliun.