Bisnis.com, BANDUNG - PT Bio Farma (Persero) menyatakan mampu memproduksi antivirus Corona sebanyak 100 juta vaksin pada Desember 2020. Perusahaan pelat merah ini selanjutnya akan menambah kapasitas produksi hingga mencapai 250 juta dosis.
“Mudah-mudahan kapasitas yang kami miliki ini dapat membantu pemerintah dalam menghadapi dan mengatasi pandemi Covid-19 melalui produksi vaksin Covid-19," kata Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Selasa (11/8/2020).
Adapun pada hari ini, Selasa (11/8/2020), uji coba klinis tahap 3 calon vaksin dimulai. Antivirus disuntikan kepada 20 perwakilan relawan di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat.
Hal tersebut disaksikan oleh Presiden Joko Widodo dan Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir. Selain itu Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga ikut mendampingi.
Bio Farma rencananya akan melakukan uji coba vaksin kepada 1.620 relawan. Penyuntikan akan dilakukan secara bertahap.
Pada gelombang pertama di pekan kedua Agustus, tes vaksin akan dilakukan kepada 120 subjek relawan. Uji klinis berikutnya akan digelar pada pekan ketiga dan pekan keempat bulan ini, masing-masing sebanyak 144 relawan.
Baca Juga
Dengan demikian pada awal September, sekitar 408 relawan sudah menjalani tes vaksin Covid-19.
Penyuntikan dan pemantauan pasien uji klinis tahap 3 dilakukan terus menerus dan akan berlangsung hingga pekan ketiga Desember dengan total 1.620 relawan. Oleh karena itu mayoritas relawan merupakan warga Bandung, karena harus terus dimonitor, diperiksa, dan menjalani analisa rutin guna menilai efektifitas vaksin.
"Saya berterima kasih kepada para relawan, tim laboratorium Bio Farma dan Sinovac, serta Universitas Padjadjaran yang bisa mewujudkan tahapan krusial ini. Kini kita tunggu enam bulan ke depan,” kata Erick.
Adapun, vaksin tersebut adalah buah kerjasama Bio Farma dengan Sinovac. Perusahaan asal China ini memiliki pengalaman dalam pengembangan vaksin di tengah pandemi dan memenuhi Pre-kualifikasi WHO.