Bisnis.com, JAKARTA - Konferensi negara donor sukses mengumpulkan janji dana sebesar 253 juta euro atau sekitar Rp4,3 triliun sebagai bantuan darurat kemanusiaan bagi Lebanon, kata presiden Prancis.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan komitmen tersebut tidak akan bergantung pada reformasi politik atau institusional.
Selain itu, konferensi yang diadakan Minggu (9/8/2020) juga menghasilkan janji bantuan dalam jangka panjang, yang akan mensyaratkan otoritas Lebanon melakukan reformasi untuk mendapatkan bantuan itu.
Para pemimpin dunia berjanji tidak akan mengecewakan rakyat Lebanon di ibu kota negara, Beirut, yang sedang memulihkan diri setelah ledakan pada Selasa (4/8/2020).
Negara-negara asing menuntut sikap transparan soal bagaimana bantuan tersebut akan digunakan. Beberapa negara juga menyatakan khawatir soal pengaruh Iran di negara itu melalui kelompok Syiah dukungan Iran, Hizbullah.
Macron, yang mengunjungi Beirut pada Kamis (6/8/2020), menjadi tuan rumah konferensi melalui video. Dalam pidato pembukaannya, dia mendesak negara-negara yang berpartisipasi untuk mengesampingkan perbedaan mereka demi membantu rakyat Lebanon.
Baca Juga
Bantuan internasional harus dikoordinasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon, kata Macron. Dalam konferensi yang diadakan secara ini, Presiden Donald Trump turut hadir.
Di antara tawaran bantuan yang muncul adalah dukungan untuk penyelidikan yang tidak memihak, kredibel, dan independen terhadap ledakan di Pelabuhan Beirut pada Selasa.
"Peran kita adalah mendampingi mereka," kata Macron dari kediaman musim panasnya di French Riviera.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan AS siap melanjutkan langkah untuk memberikan bantuan bagi rakyat Lebanon, kata Gedung Putih.