Bisnis.com, JAKARTA - Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 menjelaskan bahwa pngukuran suhu tubuh untuk mengidentifikasi tanda-tanda infeksi Virus Corona tak bisa dilakukan asal-asalan. Ada beberapa syarat dan prosedur yang harus diingat.
Salah satunya, menurut anggota Tim Pakar Satgas Covid-19 Budi Santoso, adalah terkait jenis thermal gun.
Budi mengatakan ada dua jenis thermal gun yang beredar di masyarakat, dan penggunaannya tidak boleh tertukar.
"Jangan tertukar dengan thermo gun untuk mengukur suhu ruangan. Bahayanya apa nih kalau kita salah memilih? Kita jadi tidak bisa mengukur suhu tubuh sebenarnya, karena otomatis bukan diperuntukkan untuk tubuh maka batas akurasinya rendah,” katanya, dalam diskusi di BNPB, Jumat (87/8/2020).
Kemudian, hal lain yang harus diperhatikan adalah terkait jarak. Idealnya, pengukuran dilakukan pada radius 3-5 sentimeter dari objek.
"Jadi jangan terlalu jauh juga karena nanti suhu ruangan akan mempengaruhi. Cara pengukurannya lebih cepat daripada termometer yang di ketiak," sambungnya.
Baca Juga
Satu hal lain yang juga harus diperhatikan adalah objek yang diukur. Bila dilakukan terhadap manusia, Budi mengatakan bahwa sebaiknya pengukuran dilakukan di core body.
"Core body temperature ini bisa kita ukur dari dahi, lubang telinga, rongga mulut, ketiak, atau dubur. Bagian kepala atau badan itu memang suhu tubuhnya paling mendekati dengan core body temperature."
Di antara core body yang dia maksud, masih menurut Budy, yang paling mudah dilakukan dan akurat adalah pada dahi. Untuk itu, ia mengimbau masyarakat tak perlu resah terhadap hoaks yang menyebut thermal gun dapat merusak otak.
Pemaparan Budi juga didukung oleh anggota Tim Pakar lain Shela Rachmayanti.
"Termometer ini tidak mengeluarkan sinar yang bisa mengeluarkan radiasi. Jadi tidak berbahaya. Tidak berbahaya untuk otak atau syaraf yang ada di mata," tukas Shela.