Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Partai Gelora Minta Pemerintah Berdikari dan Kreatif di Tengah Pandemi Covid-19

Kemandirian diperlukan untuk memulihkan ekonomi, sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi dan pangan secara nasional.
Pekerja mengemas jagung impor yang akan didistribusikan ke peternak di Gudang Bulog, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (24/1/2019)./ANTARA-Zabur Karuru
Pekerja mengemas jagung impor yang akan didistribusikan ke peternak di Gudang Bulog, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (24/1/2019)./ANTARA-Zabur Karuru

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Ahmad Nur Hidayat meminta pemerintah  menahan diri agara tidak melakukan impor di tengah kondisi pandemi Covid-19.

Menurutnya, pemerintah hendaknya mulai berdikari dan berpikir kreatif untuk kemandirian di segala bidang. Tujuannya agar Indonesia mampu mempercepat posisinya sebagai lima besar kekuatan ekonomi dunia.

"Covid-19 telah mengajarkan kita, bahwa pandemi bisa menghancurkan pariwisata, perdagangan dunia dan kebebasan sosialisasi antar bangsa. Kita perlu berdikari dan menjaga kemandirian sebagaimana yang diserukan oleh founding father," kata Nur Hidayat dalam keterangannya, Rabu (5/8/2020).

Menurutnya, kemandirian diperlukan untuk memulihkan ekonomi, sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi dan pangan secara nasional.

"Kita harus memikirkan pemenuhan kebutuhan pokok dari kekuatan domestik. Gelora mengajak kita semua untuk menahan diri tergantung kepada produksi negara lain," katanya.

Analis kebijakan publik tersebut menilai pilihan pendanaan untuk pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid 19 saat ini sangat terbatas. Alasannya, pasar keuangan dunia tidak memiliki kemewahan seperti dulu.

"Ini saatnya diperlukan smart dirgen dari tim ekonomi yang mengharmonisasi perekonomian Indonesia yang kompleks ini," kata Nur Hidayat.

Dia yakin dengan kemandirian tersebut, maka perekonomian Indonesia bisa segera pulih, dan bahkan mempercepat untuk mencapai posisi lima besar kekuatan dunia.

Hal itu dengan catatan asal semua pihak mengedepankan kepentingan nasional, bukan kepentingan sektoral, regional maupun kelompok bisnisnya sendiri


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper