Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dua Pesawat Pengintai Militer AS Terbang Merapat ke Shanghai China

Lembaga riset South China Sea Strategic Situation Probing Initiative melaporkan kedua pesawat itu terdiri dari pesawat anti-kapal selam P-8A dan pesawat pengintai EP-3E.
Ilustrasi - Pesawat tempur F-15 Amerika Serikat/Pinterest
Ilustrasi - Pesawat tempur F-15 Amerika Serikat/Pinterest

Bisnis.com, JAKARTA - Ketegangan hubungan Amerika Serikat (AS) - China berlanjut setelah dua pesawat ppengintai milik militer Amerika Serikat dilaporkan kembali mendekati daratan China atau kurang dari 100 kilometer dari Kota Shanghai pada Minggu (26/7/2020).

Lembaga riset South China Sea Strategic Situation Probing Initiative melaporkan kedua pesawat itu terdiri dari pesawat anti-kapal selam P-8A dan pesawat pengintai EP-3E.

Kedua pesawat terdeteksi memasuki Selat Taiwan dan terbang di dekat pantai Zhejiang dan Fujian seperti dikutip situs web SCMP.com, Kamis (30/7/2020).

Melalui kicauannya di Twitter, lembaga yang menjadi bagian Universitas Peking itu memaparkan pesawat pengintai AS kembali mendekati Fujian dan bagian selatan Selat Taiwan.

Tak lama, lembaga itu tersebut kembali mengunggah kicauan yang memaparkan bahwa pesawat Angkatan Laut AS P-8A terbang di dekat Shanghai bersama kapal perusak rudal USS Rafael Peralta yang berlayar dengan rute yang sama di bawahnya.

"Mungkin operasi bersama?" Tulis South China Sea Strategic Situation Probing Initiative di Twitter seperti dikutip situs web milik South China Morning Post.

Berdasarkan grafiknya, lembaga itu memaparkan pesawat P-8A terbang dengan jarak 76,5 kilo meter dari Shanghai. Pesawat tersebut menjadi yang pertama terbang dengan jarak terdekat ke daratan China dalam beberapa tahun terakhir.

Lembaga tersebut menyatakan pesawat EP-3E juga melakukan operasi pengintaian jarak dekat dengan terbang kurang dari 100 kilometer dari Guangdong.

Sementara itu, sejumlah pesawat militer AS lainnya terbang dengan jarak 106 kilometer dari lepas pantai selatan Fujian.

Insiden akhir pekan itu menunjukkan bahwa pesawat militer AS telah terbang di dekat daratan China selama 12 hari berturut-turut.

Hal  tersebut berlangsung ketika ketegangan antara AS-China terus memuncak terutama setelah bertikai terkait penutupan gedung konsulat.

AS memerintahkan China menutup kantor konsulatnya di Houston, Texas, karena dianggap menjadi sarang intelijen Negeri Tirai Bambu.

China juga turut melakukan hal serupa dengan menutup paksa kantor konsulat AS di Chengdu sebagai balasannya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper