Bisnis.com, JAKARTA - Negara bagian Victoria di Australia mencatat lonjakan terbesar kasus virus corona untuk hari kedua berturut-turut yang berpusat di ibu kota, Melbourne.
Perdana Menteri Victoria Daniel Andrews mencatat 428 kasus baru dalam 24 jam terakhir, kepada wartawan. Lonjakan ini menjadi kenaikan satu hari terbesar untuk negara bagian dan teritori Australia.
"Angka-angka ini sangat menantang, kami selalu mengatakan itu akan menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik. Virus in imenyebar ke seluruh komunitas di Victoria," ungkap Andrew, seperti dikutip Bloomberg.
Peningkatan kasus terjadi sekitar satu pekan setelah Melbourne menerapkan kembali perintah lockdown untuk memerangi gelombang kedua Covid-19 yang sekarang menyebar ke kota terbesar di Australia, Sydney.
Negara bagian terpadat kedua di Australia ini mencatat 5.165 kasus virus corona. Hampir setengah di antara angka tersebut terjadi saat pembatasan diberlakukan pada Kamis pekan lalu.
Lockdown juga mengacaukan harapan Perdana Menteri Australia Scott Morrison untuk menghidupkan kembali perekonomian yang lumpuh karena pembatasan gerakan pertama kali setelah jatuh ke dalam resesi di paruh pertama tahun ini. Negara bagian Victoria menyumbang sekitar 25 persen output ekonomi Australia.
Baca Juga
Sementara itu, negara bagian New South Wales memperketat pembatasan pada acara pertemuan karena khawatir kasus-kasus penularan komunitas yang tidak terdeteksi dapat menyebar dengan cepat seperti yang terjadi di Melbourne.
Perdana Menteri New South Wales Gladys Berejiklian mengastakan semua restoran, klub, dan kafe akan dibatasi maksimum 10 orang dan dibatasi untuk 1 orang per empat meter persegi. Adapun, acera pernikahan dan acara lainnya akan dibatasi hingga 150 tamu yang harus tetap duduk di tempatnya.
"Kami tetap dalam kondisi siaga tinggi, kami tetap khawatir terhadap penularan komunitas yang mendasarinya. Kita harus berasumsi bahwa ada penularan komunitas dan langkah-langkah ini akan mengurangi risiko penularan," ungkapnya.