Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Blokir Huawei, Inggris Diminta Pertimbangkan Ulang

Edward Brewster, juru bicara Huawei UK, meminta Pemerintah Inggris untuk meninjau ulang keputusan negara 'tersebut yang memblokir perangkat baru Huawei Technologies Co. pada akhir tahun ini.
Logo Huawei Technologies Co. berada di atas gedung perkantoran di Dongguan, China, Kamis (23/5/2019). Bloomberg/Qilai Shen
Logo Huawei Technologies Co. berada di atas gedung perkantoran di Dongguan, China, Kamis (23/5/2019). Bloomberg/Qilai Shen

Bisnis.com, JAKARTA - Edward Brewster, juru bicara Huawei UK, meminta Pemerintah Inggris untuk meninjau ulang keputusan negara 'tersebut yang memblokir perangkat baru Huawei Technologies Co. pada akhir tahun ini.

Dia mengatakan keputusan ini akan memperlambat laju perkembangan digital di Inggris, mendongkrak biaya tagihan dan memperlebar kesenjangan digital di negeri itu.

"Kami mengimbau Pemerintah Inggris untuk meninjau kembali keputusannya. Kami masih menyakini bahwa pembatasan baru yang diserukan oleh AS tidak akan berpengaruh terhadap ketahanan atau keamanan produk-produk yang kami pasok ke Inggris," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Rabu (15/7/2020).

Dia melanjutkan, sangat disayangkan masa depan Huawei di Inggris telah dipolitisasi dan disandingkan dengan isu keamanan. Brewster menyesalkan dua puluh tahun dukungan Huawei pada jaringan Inggris harus diakhiri dan terdampak hubungan dagang yang memanas antara AS dan China.

Sebelumnya diketahui, perusahaan telekomunikasi Inggris tidak akan dapat menambahkan komponen Huawei baru ke jaringan 5G pada akhir tahun ini. Menurut sumber yang dekat dengan masalah ini, semua perangkat buatan perusahaan yang berbasis di Shenzhen itu kemudian akan dicabut dari infrastruktur 5G pada 2027.

Kebijakan itu akan menandai batalnya keputusan PM Inggris Boris Johnson pada Januari lalu untuk menghentikan larangan pada Huawei. Johnson mendapat tekanan dari Donald Trump saat itu.

Berbaliknya sikap Johnson ini akan meningkatkan risiko ketegangan antara Inggris dan China pada waktu yang sangat sensitif. China sebelumnya telah memperingatkan Johnson akan menghadapi konsekuensi jika Inggris menempatkannya sebagai musuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper