Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dorong Inovasi Bisnis, Wapres: Tetap Patuhi Protokol Kesehatan

Hal itu disampaikan Wapres Ma'ruf Amin saat memberikan sambutan peluncuran buku yang diselenggarakan Indef, Senin (13/7/2020).
Wakil Presiden Ma'ruf Amin memberikan pernyataan pers lewat telekonferensi dengan wartawan dari rumah dinas wapres di Jakarta, Senin (8/6/2020)/Antara
Wakil Presiden Ma'ruf Amin memberikan pernyataan pers lewat telekonferensi dengan wartawan dari rumah dinas wapres di Jakarta, Senin (8/6/2020)/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengingatkan pelaku usaha berinovasi sejalan dengan protokol dalam tatanan baru agar tetap menciptakan pertumbuhan ekonomi.

Hal itu disampaikan saat memberikan sambutan peluncuran buku yang diselenggarakan Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Senin (13/7/2020).

Dia mengatakan, untuk memperbaiki ekonomi, pemerintah memulai tatanan baru sebagai upaya untuk kembali menggerakkan roda ekonomi. Namun, pada saat yang sama tetap harus menjalankan protokol kesehatan.

Menurutnya inti dari tatanan baru adalah perubahan, terutama menggunakan masker, cuci tangan dan jaga jarak. 

"Diperlukan juga perubahan dari sisi pelaku ekonomi agar lebih kreatif dalam menyediakan layanan dan inovasi produk yang tepat untuk kepentingan pencegahan Covid-19," katanya.

Pada saat yang sama, pemerintah telah mengambil langkah extraordinary yang cepat, kata Ma'ruf, terutama terkait dukungan regulasi agar mencukupi pembiayaan pembangunan yang meningkat signifikan akibat pandemi.

Beberapa langkah yang diambil pemerintah misalnya, penyusunan Perpu No.1/2020 yang disahkan menjadi UU No. 2/2020. Dalam aturan ini, pemerintah memperluas ruang defisit APBN hingga di atas 3 persen selama 3 tahun.

Bentuk konkret dari pelaksanaan pemerintah adalah penyertaan modal negara, penempatan dana, investasi pemerintah, penjaminan ,dan belanja negara.

Melalui Perpres No.54/2020 yang disesuaikan menjadi Perpres No.72/2020, pemerintah menetapkan defisit sampai Rp1.039 triliun atau 6,34 persen terhadap PDB.

Instrumen kebijakan yang digunakan untuk menutup defisit ini dengan cara memanfaatkan sisa anggaran lebih besar dan melalui pembiayaan utang sebesar 1.645,3 triliun. 

Posisi utang Indonesia masih dinilai aman, yakni sebesar 32,5 persen terhadap PDB per Maret. Masih jauh di bawah maksimal rasio utang hingga 60 persen.

"Kebutuhan  penanggulangan Covid-19 ditetapkan sebesar Rp695,2 triliun guna meningkatkan akselerasi belanja," tuturnya.

Wapres mengapresiasi peran Indef sebagai komponen masyarakat dan lembaga yang memiliki perhatian terhadap penyelesaian masalah pandemi khususnya bidang ekonomi menjadi sangat penting.

"Bagi saya buku ini sangat lengkap sebagai panduan masyarakat dan pemerintah karena terdiri dari kumpulan pemikiran banyak pakar ekonomi, sosial, dan budaya. Berbagai rekomendasi sejalan dengan apa yang dilakukan pemerintah saat ini," ujarnya mengomentari buku baru yang dipublikasikan Indef.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper