Bisnis.com, JAKARTA - Pendiri Harian DI's Way sekaligus Menteri BUMN periode 2011-2014 Dahlan Iskan mengaku tidak membaca koran dan majalah selama tiga tahun belakangan.
Dahlah membeberkan, langkah itu diambil untuk membangun suatu media baru di Indonesia yang struktur kepemilikan sahamnya 98 persen dimiliki oleh karyawan. Di samping itu, Dahlan menargetkan pendirian media baru yang benar-benar mampu menjaga kualitas jurnalisik yang mumpuni sambil menjaga kesejahteraan wartawannya.
“Saya tidak baca koran dan majalah selama tiga tahun agar pikiran saya kosong di bidang media, karena jika saya dipenuhi oleh media pikiran saya akan terbelenggu pada persoalan sehari-hari tanpa berupaya out of the box,” kata Dahlan dalam diskusi zoom bertajuk “ Transisi Media Cetak Dalam Menghadapi Digital Teknologi Global” pada Jumat (10/7/2020) malam.
Malahan, dia mengungkapkan, selama masa itu juga dirinya tidak menggunakan sosial media, sehingga dia berpendapat, banyak waktu kosong yang diisi dengan memikirkan format dari Harian DI's Way itu.
“Saya juga tidak aktif di medsos. Twitter saya dihancurkan orang yang pengikutnya sudah 2 juta waktu itu. Dengan itu pikiran saya kosong. Waktu ada Covid-19 saya harus di rumah terkurung tetapi pikiran tidak,” ungkapnya.
Dari perenungan itu, dia menuturkan, saat ini media daring terbilang banyak tetapi pendapatannya minus untuk menjamin kesejahteraan wartawan. Banyak pemasukkan media daring, dia menerangkan, saat ini justru diambil oleh perusahaan tekonologi seperti Google, Facebook dan Youtube.
“Siapa yang bertanggung jawab atas mutu jurnalistik padahal ini terkait langsung dengan kesejahteraan wartawan. Makanya saya bikin media cetak [Harian DI's Way] untuk mempertahankan kualitas jurnalisitk,” kata dia.
Ihwal media daring, dia membeberkan, Harian DI's Way bakal memiliki bentuk daringnya dalam tiga bulan ke depan. Malahan, dia mengaku sudah menyiapkan skema agar pendapatan media daring milik Harian DI's Way tidak disedot oleh perusahaan teknologi tadi.
“Nanti ya masih dirahasiakan modelnya agar pendapatan tidak disedot oleh Google, Facebook, dan Youtube tadi,” katanya.