Bisnis.com, JAKARTA - Melbourne, kota terpadat kedua di Australia, kembali menerapkan karantina wilayah atau lockdown menyusul terjadinya gelombang kedua infeksi virus corona di negara itu.
Perdana Menteri Negara Bagian Victoria, Daniel Andrews mengatakan mulai Rabu, 8 Juli 2020 tengah malam, warga harus tinggal di rumah kecuali untuk pekerjaan, layanan penting, perawatan medis atau sekolah. Kebijakan itu berlaku hingga enam minggu ke depan.
Negara bagian Victoria mencatat 191 kasus baru dalam semalam, peningkatan harian terbesar sejak krisis dimulai.
"Jumlah kasus baru ini sangat tinggi. Pada tingkat seperti itu tidak mungkin untuk menekan virus ini tanpa mengambil langkah signifikan," katanya dilansir Bloomberg, Selasa (7/7/2020).
Keputusan kembali menerapkan lockdown itu menghancurkan harapan Perdana Menteri Scott Morrison yang berencana mencabut seluruh pembatasan pergerakan di negara itu pada akhir bulan ini untuk menghidupkan ekonomi.
Gelombang kedua di Victoria berisiko memperdalam dan memperpanjang resesi pertama negara itu dalam hampir tiga dekade.
Baca Juga
"Pemulihan keseluruhan ekonomi Australia diperkirakan akan terhambat secara signifikan oleh lockdown kedua," kata IBISWorld.
Adapun Victoria berkontribusi hampir 24 persen terhadap produk domestik bruto negara pada 2019.
Sementara itu negara bagian tetangga Victoria yakni New South Wales juga akan menutup perbatasan untuk pertama kalinya sejak pandemi Flu Spanyol 1919.
Lockdown di Melbourne merupakan eskalasi dramatis tanggapan negara, setelah mencatat peningkatan kasus lebih dari dua minggu berturut-turut. Dalam beberapa hari terakhir, pihak berwenang telah memerintahkan penduduk di 12 pinggiran kota untuk tinggal di rumah kecuali untuk pekerjaan dan belanja penting. Pada akhir pekan, sekitar 3.000 penduduk perumahan umum dilarang meninggalkan apartemen mereka.
Sementara itu, Australia telah menjadi salah satu negara yang dinilai berhasil mengendalikan pandemi dengan kurang dari 9.000 kasus, penyebaran virus Victoria menunjukkan betapa sulitnya pandemi diberantas tanpa vaksin.
"Saya tahu akan ada sejumlah besar kerugian yang akan dilakukan karena ini. Namun kita tidak bisa berpura-pura sudah selesai. Ini belum berakhir di begitu banyak bagian dunia dan belum berakhir di Melbourne dan sampai batas tertentu tepat di seberang Victoria," kata Andrews.