Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Dewan Pembina Stop TB Partnership Indonesia Arifin Panigoro mengatakan, sebelum pandemi Covid-19, sekitar 100.000 orang Indonesia meninggal per tahun karena tuberkulosis (TB).
Sementara, dari jumlah temuan penderita per jumlah penduduk, Indonesia justru berada di peringkat pertama di dunia dibandingkan dengan India dan China.
Menurut Arifin--yang juga anggota Dewan Pertimbangan Presiden, dengan adanya Covid-19, baik pemerintah dan tenaga medis makin kewalahan. Terlebih, dengan adanya wabah Virus Corona, perhatian pemerintah hingga masyarakat jadi berkurang, karena TB dianggap penyakit lama yang sudah selesai.
“Padahal di Indonesia ini [TB] serius banget. Kalau 100.000 orang setahun, dibandingkan dengan Corona, Corona tidak ada apa-apanya,” katanya, Selasa (7/7/2020).
Arifin menyebut, tantangan saat ini adalah bagaimana merawat penderita TB dan Covid-19 bersama-sama. Padahal, perhatian pemerintah tersita oleh pandemic Covid-19, lebih memprioritaskan penanggulangan wabah Virus Corona, sehingga perawatan pasien TB harus menunggu.
Padahal, tanpa Covid-19 saja temuan penderita TB sangat terbatas, apalagi dengan prioritas yang bergeser karena adanya Covid-19, penanganan TB makn terhambat.
Baca Juga
“Misalnya tahun depan ada vaksin Covid-19, TB ini masalahnya bisa jadi dobel. Saya minta pemerintah harus melihat penanganan TB ini extraordinary. Kalau dikembalikan ke semula [cara pengobatannya] tambah jauh progresnya. Jangan sampai kita menyalip jumlah TB di India dan China, karena mereka lebih serius menangani,” tambahnya.
Arifin berharap, selain pemerintah dan tenaga medis, masyarakat juga ikut berpartisipasi aktif mencegah penularan TB.