Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo punya kepercayaan diri tinggi bahwa pada 2045 mendatang Indonesia bisa jadi salah satu negara kaya di dunia. Kepercayaan diri itu disampaikan Jokowi tatkala membuka acara Konferensi Tahunan Forum Rektor Indonesia (FRI) secara daring, Sabtu (4/7/2020).
“Satu abad Republik Indonesia sudah dekat, di 2045 nanti, tinggal 25 tahun lagi. Mari kita cetak sejarah, mari kita buktikan kita tidak akan terjebak middle-income trap (jebakan negara berkembang), mari kita buktikan di tahun 2045 nanti Indonesia mampu menjadi negara berpenghasilan tinggi yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” jelasnya.
Politikus PDI-P itu punya alasan di balik keyakinannya. Status Indonesia yang baru saja naik dari negara berpenghasilan menengah ke bawah (lower-middle income), di satu sisi, akan mendesak pemerintah dan seluruh elemen terkait untuk melakukan reformasi dan bergerak cepat mengejar target sebagai negara berpenghasilan tinggi (high income).
Sementara pada sisi berlawnanan, Indonesia sudah dinanti potensi bonus demografi yang diproyeksi bakal berada di titik puncak pada 2045. Bonus demografi adalah kondisi ketika komposisi jumlah penduduk usia produktif di suatu negara lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk non-produktif. Kondisi tersebut akan berpotensi memicu lonjakan aktivitas ekonomi dan berujung peluang pendapatan yang lebih besar.
“Kita punya peluang besar untuk melewati middle-income trap. Kita punya peluang besar untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi.”
Sebagai catatan, bila mengacu kriteria yang ditetapkan Bank Dunia per hari ini, suatu negara dapat dikatakan berpenghasilan tinggi bila mampu menghasilkan Gross National Income (GNI) di atas US$12.535.
Baca Juga
Di sisi lain, pada 2019 lalu capaian GNI Indonesia berada pada angka US$4.050. Angka tersebut memang lebih baik ketimbang catatan GNI Indonesia tahun sebelumnya yang cuma US$3.840.
Namun, untuk mencapai target berpenghasilan tinggi posisi Indonesia jelas masih jauh. Perlu peningkatan GNI hampir 3 kali lipat dan untuk itu, kata Jokowi, banyak PR yang harus diselesaikan.
“Semua itu butuh prasyarat, kita butuh infrastruktur yang efisien ini sudah mulai kita bangun. Kita butuh cara kerja yang cepat, kompetitif dan beroritentasi pada hasil ini terus kita upayakan dan kita butuh SDM yang unggul yang produktif yang inovatif yang komeptitif,” tegasnya.