Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

1.852 Anak Terpapar Covid-19, Wapres Ma'ruf Amin: Ini Peringatan

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyoroti perhatian dan perspektif perlindungan kepada anak yang perlu menjadi bagian dari kebijakan pemerintah saat New Normal.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyampaikan keterangan kepada wartawan tentang penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Senin (23/3/2020). Wapres meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa terkait jenazah pasien positif virus corona (COVID-19) yang meninggal dunia. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyampaikan keterangan kepada wartawan tentang penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Senin (23/3/2020). Wapres meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa terkait jenazah pasien positif virus corona (COVID-19) yang meninggal dunia. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Ma`ruf Amin menyebutkan bahwa 1.851 anak Indonesia menjadi korban dari pandemi Covid-19. Oleh karena itu, pemerintah memperketat pengaturan pendidikan di masa tatanan baru.

Menurutnya, selama vaksi belum ditemukan serta penularan terus terjadi, pemerintah menempatkan upaya kesehatan dan keselamatan masyarakat sebagai prioritas utama.

Kebijakan tersebut juga dilakukan di tingkat pendidikan sekolah maupun pendidikan keagamaan berbasis asrama. Hingga kini, jelas dia, hanya kawasan zona hijau yang diizinkan menyelenggarakan pendidikan secara tatap muka.

“Tercatat 1.851 anak Indonesia menjadi korban virus ini. Hal ini merupakan peringatan bagi kita semua bahwa perhatian dan perspektif perlindungan kepada anak perlu menjadi bagian dari kebijakan pemerintah dalam memasuki tatanan baru,” katanya saat webinar, Rabu (24/6/2020).

Selama meluasnya pandemi Covid-19, pemerintah menghentikan proses belajar mengajar secara tatap muka. Peserta didik terpaksa menjalani proses pendidikan melalui virtual.

Langkah ini menurut Wapres sebagai bentuk perlindungan bagi murid maupun guru. Kebijakan ini diyakini juga dapat mengurangi penyebaran virus di masyarakat.

“Demikian juga anak-anak di pesantren yang bersekolah dan tinggal di asrama mereka harus meninggalkan asrama untuk melindungi santri dan guru agar tidak tertular dan mengurangi penyebaran virus,” ujarnya.

Pemerintah masih terus melakukan evaluasi untuk seluruh daerah. Pasalnya, pelaksanaan tatanan normal baru perlu diikuti dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

“Kita ingin di memastikan bahwa bila di zona hijau satuan pendidikan agama ini akan memulai kegiatan persekolahan secara tatap muka proktol kesehatan harus diterapkan,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper