Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Sistem Belajar dari Rumah, Siswa di Wilayah 3T Masih Terkendala

Salah satu kendala yang dihadapi siswa yang berdomisili di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) adalah jaringan internet.
Devi Sri Mulyani
Devi Sri Mulyani - Bisnis.com 24 Juni 2020  |  16:25 WIB
Sistem Belajar dari Rumah, Siswa di Wilayah 3T Masih Terkendala
Seorang siswi kelas 11 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) melakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan internet di Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (1/4/2020). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperpanjang kegiatan belajar dari rumah bagi pelajar di Jakarta hingga 19 April 2020, hal itu sesuai dengan perpanjangan status tanggap darurat bencana pandemi Covid-19 bagi DKI hingga 19 April. - ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Bisnis.com, JAKARTA - Siswa yang berdomisili di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) ternyata masih belajar penuh dari sekolah di tengah masa pandemi virus corona atau Covid-19.

Hal itu terungkap dalam survei dalam jaringan (daring/online) yang dilaksanakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 13 - 22 Mei 2020. Survei tersebut tercatat memiliki jumlah responden sebesar 38.109 siswa dan 46.547 orang tua di seluruh jenjang pendidikan di seluruh provinsi di Indonesia.

Survei ini pun dilakukan untuk mengetahui efektivitas penerpan sistem pembelajaran belajar dari rumah untuk menjaga kesehatan dan keselamatan warga satuan pendidikan sejak munculnya pandemi Covid-19 di Indonesia.

Selain secara daring, Kemendikbud juga bekerja sama dengan UNICEF melakukan survei melalui layanan sms gratis terhadap 1.098 siswa dan 602 orang tua, terutama yang berdomisili di daerah 3T. Survei itu dilaksanakan pada 18 Mei - 2 Juni 2020.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan (Kabalitbang dan Perbukuan) Totok Suprayitno menjelaskan bahwa hasil survei itu, baik di wilayah 3T maupun non-3T, menunjukkan sebanyak 96,6 persen siswa belajar sepenuhnya dari rumah.

Selain itu, ditemukan fakta bahwa hampir 90 persen orang tua mendampingi anaknya belajar dari rumah di semua jenjang pendidikan.

“Saya kira ini hal yang positif ketika orang tua tergerak untuk mendampingi anaknya. Meskipun ada keluhan yang menonjol, di antaranya orang tua tidak paham materi ajar,” ujarnya melalui keterangan resminya, Rabu (24/6/2020).

Namun, dia mengatakan bahwa sebanyak 0,1 persen siswa yang berdomisili di wilayah 3T yang tidak terdampak Covid-19 masih belajar penuh dari sekolah. Alasannya, tidak ada yang mendampingi para siswa belajar dari rumah.

Di samping itu, Totok menjelaskan jaringan internet yang tidak memadai menjadi salah satu alasan sehingga sejumlah siswa melakukan pembelajaran dari rumah dan di sekolah secara bergantian.

Survei juga menunjukkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi. “Masih banyak guru yang hanya memberikan penugasan mengerjakan soal-soal saja. Hal ini dikhawatirkan akan membuat anak kehilangan konsep inti dari kurikulum yang seharusnya dikuasai lebih dulu.” Tambah Totok.

Bila dilihat dari cara-cara siswa belajar dari rumah, baik di wilayah 3T maupun non-3T, maka sebagian besar siswa belajar dengan mengerjakan soal dari guru, sedangkan pembelajaran interaktif dilakukan kurang dari 40 persen siswa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

kemendikbud pembelajaran online belajar di rumah
Editor : Oktaviano DB Hana

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top