Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil memamerkan rapid test virus corona penyebab Covid-19 buatan Fakultas MIPA Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung.
Lewat akun Instagram @ridwankamil dan akun Twitter @ridwankamil yang dipantau Rabu (24/6/2020), Ridwan Kamil memamerkan rapid test yang diberi nama Deteksi Cepad.
Menurut Emil, sapaan Ridwan Kamil, pada pekan ini Unpad sudah mulai memproduksi rapid test Deteksi Cepad sebanyak 5.000 kit untuk validasi. Kemudian, pada Juli akan diproduksi 10.000 kit , dan selanjutnya setiap bulan akan diproduksi 50.000 kit.
“Jauh lebih akurat dan lebih murah dibanding rapid test impor sekarang ini. Keakuratan 80 persen, sudah hamper setara dengan tes PCR,” kata Emil.
Dijelaskan, rapid test 2.0 itu menggunakan metode deteksi antigen bukan antibodi seperti yang selama ini dipergunakan.
Adapun diberi nama Deteksi Cepad, kata Emil, sesuai semboyan “biar cepad asal selamat”.
Baca Juga
Emil kemudian menuliskan penjelasan kenapa pemeriksaan antigen lebih akurat dari antibodi.
Rapid test antigen (meski bukan deteksi RNA) memeriksa bagian protein dari virus corona secara langsung. Sedangkan rapid test antibodi yang diperiksa adalah adanya respons tubuh terhadap virus, perlu waktu, dan perlu jumlah yang cukup untuk terdeteksi.
Ibarat deteksi maling, antigen adalah deteksi menangkap tangan maling. sementara antibodi adalah deteksi pergerakan satpam mencari maling saat alarm bunyi.
“Apakah di dunia sudah ada yang antigen juga? Ada, tapi jarang digunakan di negara maju yang memiliki ketersediaan PCR yang cukup,” ujar Emil.
Di Indonesia ketersediaan PCR masih terkendala. Juga di negara berkembang, harus impor rapid test antigen.
“Beruntung di Jabar, ada kampus Unpad dan produsen yang bisa membuat deteksi antigen dengan bahan baku lokal,” tambah Emil.
Atas unggahan Emil ini, seorang warganet @gumilar_teguh mempertanyakan jurnal ilmiah yang membahas rapid test Deteksi Cepad.
"Ada jurnal ilmiah atau hasil penelitianya pa mengenai cepad ini? Pengen baca dulu ?"