Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengapa Luwu Timur Begitu Sigap Menghadapi Pandemi?

Kendati menjadi salah satu episentrum pandemi di Sulawesi Selatan, Kabupaten Luwu Timur mampu meredam keganasan akan dampak Coronavirus Disease 19/Covid-19 dengan sangat sigap dan efektif. Itu tidak lepas dari strategi penanganan pandemi yang diadopsi kabupaten yang berjuluk Bumi Batara Guru ini, yakni pendekatan epidemiologi dengan mengintegralkan testing, tracing, isolating dan treating.
Pekerja mengikuti tes diganostik cepat Covid-19 (rapid test) yang dilaksanakan PT Vale Indonesia Tbk, di Sorowako-Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Pekerja mengikuti tes diganostik cepat Covid-19 (rapid test) yang dilaksanakan PT Vale Indonesia Tbk, di Sorowako-Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.

Bisnis.com, JAKARTA - Kendati menjadi salah satu episentrum pandemi di Sulawesi Selatan, Kabupaten Luwu Timur mampu meredam keganasan akan dampak Coronavirus Disease 19/Covid-19 dengan sangat sigap dan efektif.

Itu tidak lepas dari strategi penanganan pandemi yang diadopsi kabupaten yang berjuluk Bumi Batara Guru ini, yakni pendekatan epidemiologi dengan mengintegralkan testing, tracing, isolating dan treating.

Sebagai gambaran, selama masa pandemi otoritas Luwu Timur (Lutim) telah melakukan tes diagnostik cepat Covid-19 (rapid test) sebanyak 29.293 atas warga di kabupaten tersebut.

Dengan kata lain, rapid test telah menjangkau hampir 10% dari total populasi Luwu Timur yang mecapai sekitar 300.374 jiwa. Ini kemudian berdampak kentara terhadap laju angka konfirmasi kasus positif di Bumi Batara Guru.

Mengapa Luwu Timur Begitu Sigap Menghadapi Pandemi?

Tenaga kesehatan bersama pasien melewati koridor RS Inco PT Vale, RS kelolaan PT Vale Indonesia Tbk, yang juga dioptimalkan menangani pasien Covid-19.

Tes diagnostik cepat itu juga dijadikan acuan pemetaan Covid-19 oleh Pemkab Lutim, dibarengi dengan tracing dan surveilance terhadap orang yang memiliki riyawat kontak dengan pasien yang sebelumnya telah terkonfirmasi positif.

Alhasil, per 21 Juni 2020 dikutip dari covid19.luwutimurkab.go.id, angka positif Covid-19 di Lutim mencapai  430 kasus, terhitung sejak otoritas setempat mulai menggencarkan ‘peperangan’ melawan Covid-19 pada medio Mei 2020 silam ditandai dengan pelaksanaan rapid test massif berkelanjutan.

TINGKAT KESEMBUHAN TERTINGGI

Massifnya testing dan tracing yang dilakukan Luwu Timur, diikuti langkah tindak lanjut yang sangat terpadu dengan mengkarantina (isolating) serta merawat (treating) pasien konfirmasi positif Covid-19.

Hasillnya, dilansir dari data Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Luwu Timur per 21 Juni 2020, angka kesembuhan sudah mencapai 277 kasus atau 64,42% dari total paparan positif.

Itu membuat Lutim sebagai daerah dengan tingkat kesembuhan paling tinggi di Sulawesi Selatan, kendati saat bersamaan menjadi daerah dengan angka konfirmasi positif Covid-19 tertinggi kedua se-Provinsi Sulsel.

Sebagai informasi, Sulsel oleh pemerintah pusat diklasifikasikan Provinsi Dalam Pengawasan (PDP) dikarenakan laju konfirmasi positif yeng bergerak eksponensial, dengan tiga daerah sebagai episentrum penularan Covid-19 yakni Makassar, Luwu Timur dan Gowa.

Secara statistik, ketiga daerah itu berkontribusi sekitar 75% dari total data positif di Sulsel yang telah mencapai 3.689 kasus per 21 Juni 2020, mengutip dari data covid19.sulselprov.go.id.

Makassar berada di posisi puncak dengan laporan angka positif 2.128 kasus, lalu Luwu Timur sebanyak 430 kasus serta Gowa dengan 294 kasus, sementara sisanya tersebar pada kabupaten/kota lainnya di Sulsel.

Adapun dari ketiga kabupaten/kota itu, Luwu Timur menjadi daerah dengan persentase kesembuhan paling tinggi yakni 64,42%, lalu Makassar 30,64% sedangkan Gowa pada tataran 19,39%. Secara rerata Sulsel, tingkat kesembuhan berada pada 31,35%.

Selain itu, Luwu Timur juga menjadi daerah dengan rasio fatalitas (case fatality rate/CFR) paling terjaga karena sejauh ini nihil laporan kematian kasus positif Covid-19, berbanding terbalik dengan Makassar yang telah melaporkan 114 kasus kematian dan Gowa 11 kasus kematian, per 21 Juni 2020.

"Dan yang sangat patut disyukuri, saat makin banyak yang ditemukan positif dalam periode yang sama juga banyak penambahan pasien sembuh. Semoga yang masih dalam perawatan cepat sembuh juga. Jadi, mari bekerjasama memutus mata rantai penyebaran virus corona di Lutim dengan mematuhi protokol kesehatan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah," tutur Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Luwu Timur, Masdin, dikutip dari website resmi Pemkab Lutim.

ANDIL VALE INDONESIA

Performa Bumi Batara Guru dalam penanganan pandemi Covid-19 itu tidak lepas dari dukungan aktif

PT Vale Indonesia Tbk. Perusahaan tambang multinasional yang memiliki basis operasi di Blok Sorowako-Luwu Timur ini, sejak awal pandemi merebak di Sulsel telah menebarkan sejumlah bantuan penanganan. Mulai dari pengadaan ruang isolasi untuk perawatan khusus pasien Covid-19 di RSUD I Lagaligo Wotu dan Puskesmas Burau, bantuan ventilator hingga puluhan ribu kelengkapan APD dan rapid test yang ditebar untuk Pemda Lutim termasuk melalui Pemprov Sulsel dalam rangka penanganan Covid-19.

Di luar dari alat rapid test, emiten berkode saham INCO ini juga mengoptimalkan RS Inco PT Vale (RS kelolaan perseroan) untuk merawat pasien Covid-19 di Luwu Timur. Perseroan bahkan menyerahkan bantuan mobil ambulans untuk dioperasikan selama masa pandemi kepada beberapa gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 level kabupaten/kota/provinsi di Sulawesi.

Mengapa Luwu Timur Begitu Sigap Menghadapi Pandemi?

Bupati Luwu Timur Thorig Husler (kiri) menerima bantuan penanganan Covid-19 dari PT Vale Indonesia Tbk berupa ambulans, puluhan ribu alat rapid test serta peralatan penunjang medis lainnya.

Secara umum, partisipasi aktif Vale Indonesia itu berorientasi pada pencegahan dan keselamatan disertai penyediaan konsultasi kesehatan mental, yang mana semuanya dilakukan dengan pola terintegrasi. Pada titik tersebut, Vale Indonesia turut memberikan andil besar dalam menyokong Luwu Timur menjadi daerah dengan tingkat kesigapan dan efektifitas paling maksimal dalam menangani menghadapi pandemi Covid-19.

Presiden Direktur Vale Indonesia Nico Kanter berharap segenap bantuan yang tersalurkan itu bisa meringankan beban pemerintah daerah dalam melaksanakan program pencegahan dan penanganan pandemi.

“Dan semoga kita semua dapat mendukung program pemerintah termasuk disiplin menerapkan social/physical distancing. Kita bersama dapat menghambat laju penularan dan meminimalkan jumlah pasien yang perlu dirawat. Dengan demikian rumah sakit yang ada, memiliki kapasitas yang cukup untuk dapat melayani dan mengobati pasien dengan baik,” harapnya.

POSITIVITY RATE

Pada sisi lain, kondisi yang terjadi di Luwu Timur sejalan dengan pandangan dari Ahli Epidemiologi dan Informatika Penyakit Menular dari Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (Gugus Tugas Nasional), Dewi Nur Aisyah.

Menurut dia, bahwa meningkatnya angka kasus yang dilaporkan belum tentu kemudian dapat diartikan bahwa keadaan semakin buruk dan perjuangan dalam melawan pandemi gagal. Karena kenaikan angka kasus Covid-19 dipengaruhi oleh banyak faktor.

Dewi menjelaskan, meningkatnya penambahan kasus positif yang paling mudah dilihat adalah dari faktor adanya penambahan pemeriksaan. Dalam hal ini, hasil jumlah pemeriksaan terhadap orang yang diperiksa mempengaruhi angka kasus rata-rata penambahan positif setiap harinya. Dengan kata lain, apabila angka positivity rate menunjukkan hasil yang sama, berarti tidak ada perbedaan meski jumlahnya bertambah.

"Kalau dalam istilahnya adalah kita melihat positivity rate, berapa persen orang yang positif dari jumlah orang yang diperiksa. Kalau jumlahnya kurang lebih sama, berarti tidak ada perbedaan walaupun angkanya bertambah besar," kata Dewi.

Dia juga menjelaskan bahwa Covid-19 merupakan penyakit yang dinamis yang memungkinkan mempengaruhi berubahnya angka kasus. Seseorang berpotensi mengalami perubahan status dari Orang Dalam Pemantauan (ODP) menjadi Pasien Dalam Pengawasan (PDP), kemudian berubah lagi positif hingga negatif setelah melalui rangkaian isolasi mandiri dan dua kali melakukan tes swab.

Lalu jika melihat beberapa faktor yang mempengaruhi data perubahan angka kasus, Dewi mengatakan bahwa dalam hal ini infrastruktur dan kapasitas tenaga medis serta komponen terkait penanganan Covid-19 harus lebih ditingkatkan lagi. Terlebih ketika jumlah pemeriksaan sampel semakin meningkat, sebagai upaya tracing yang lebih agresif dalam menemukan kasus baru.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper