Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Apakah Covid-19 Benar-Benar Ada? Ini Kata Dokter Reisa

Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 kerap mendapat pertanyaan dari publik. Salah satunya, ada yang bertanya apakah virus Corona penyebab Covid-19 benar-benar ada.
Reisa Broto Asmoro sedang memberikan paparan terkait Covid-19/BNPB
Reisa Broto Asmoro sedang memberikan paparan terkait Covid-19/BNPB

Bisnis.com, JAKARTA - Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 sering mendapat beragam pertanyaan terkait wabah yang terjadi.

Dari berbagai pertanyaan yang muncul, ada yang mempertanyakan apakah virus Corona penyebab Covid-19 benar-benar ada.

Dokter Reisa, anggota Tim Komunikasi Gugus Tugas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, menyatakan hal itu saat memberi keterangan di Graha BNPB, Selasa (16/6/2020) sore.

Menjawab pertanyaan tersebut, Reisa memaparkan bahwa virus ini benar-benar ada.

Reisa juga menuturkan bagaimana kronologi wabah terjadi.

"Coronavirus Disease 2019 disebabkan SARS-CoV-2 yang pertama kali ditemukan pada Desember 2019," ujar Reisa.

Disebutkan Reisa bahwa Corona banyak jenis. "Biasanya ditemukan pada binatang, tapi ada juga yang bisa menginfeksi manusia," ujarnya.

Di antara "keluarga Corona" itu Reisa menyebut Sars-Corv dan Mers-Corv.

Sementara, SARS-CoV-2 adalah virus Corona jenis baru yang kini memicu situasi gawat darurat kesehatan di dunia. Bahkan, lanjut Reisa, pada 2020, WHO menyatakan dunia mengalami pandemi.

Menurut Reisa SARS-CoV-2 dapat menggandakan diri di saluran tubuh manusia, terutama para saluran pernapasan bagian bawah yakni paru-paru. Kehadiran virus ini di dalam tubuh dapat mengganggu imunitas penderita.

Jika virus masuk ke dalam tubuh pasien penderita diabetes atau paru-paru maka akan menyebabkan akibat yang fatal.

Selain diabetes dan paru-paru, ada sejumlah penyakit yang bisa bertambah parah jika penderita terinfeksi virus Corona jenis baru ini.

Reisa mengingatkan bahwa penularan Covid-19 dapat terjadi melalui droplet atau cairan yang keluar dari mulut dan hidung penderita.

"Penularan bisa terjadi jika ada kontak droplet baik langsung atau tidak langsung," ujar Reisa.

Ia mencontohkan, droplet penderita bisa mengenaik permukaan barang. Jika barang tersebut kemudian dipegang oleh orang yang sehat maka penularan bisa terjadi.

Bisa juga terjadi penularan langsung melalui percikan droplet penderita kepada orang yang sehat.

Saat batuk, bersin, atau berbicara, percikan droplet keluar dari mulut hidung penderita, ujar Reisa.

Reisa mengingatkan untuk menghadapi ancaman virus Corona, masyarakat perlu tanggap dan waspada serta disiplin menerapkan protokol kesehatan. Memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan menjadi kebiasaan baru yang harus terus dijalankan.

Reisa mengingatkan pentingnya menjaga jarak aman satu hingga dua meter untuk menghindari percikan droplet.

Apalagi, ujarnya, jika droplet dilontarkan saat batuk atau bersin, maka jarak lontarnya bisa mencapai 3 sampai 5 meter.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper