Bisnis.com, JAKARTA – Ekspor Jerman mengalami rekor penurunan terbesar pada April 2020 ketika banyak negara di dunia memberlakukan lockdown untuk menahan persebaran virus corona (Covid-19).
Dilansir dari Bloomberg, Selasa (9/6/2020), ekspor Jerman anjlok 31,1 persen pada April 2020 dari tahun sebelumnya, penurunan tertajam sejak pencatatan data dimulai pada tahun 1950. Sementara itu, impor mencatat penurunan terbesar sejak krisis keuangan satu dekade lalu.
Ekspor Jerman ke China merosot 12,6 persen pada April. Negara Asia ini menunjukkan pemulihan yang lebih cepat dari Covid-19 dan perlahan membuat ekonominya kembali berjalan.
Sebaliknya, perdagangan dengan beberapa mitra di Eropa tampak terpukul. Pengiriman Jerman ke Prancis anjlok 48,3 persen, sementara ekspor ke Italia tersungkur 40,1 persen pada April 2020 dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu.
Asosiasi Kamar Dagang dan Industri Jerman (DIHK) memperkirakan ekspor Jerman akan merosot 15 persen untuk tahun ini, seperti dikutip dari DW.
Para manufaktur Jerman telah tertekan lesunya permintaan sebelum pandemi Covid-19 memaksa banyak bisnis menghentikan kegiatannya.
Baca Juga
Kendati sebagian besar perusahaan telah kembali beroperasi, ketidakpastian tentang evolusi pandemi masih menekan pesanan. Bank sentral Bundesbank memperkirakan ekonomi Jerman yang bergantung pada perdagangan akan terkontraksi sekitar 7 persen tahun ini.
Data kuartal pertama sudah menunjukkan dampak negatif dari pandemi virus mematikan ini. Di kawasan euro, pengeluaran konsumen turun 4,7 persen pada periode tersebut, sedangkan investasi dan ekspor turun lebih dari 4 persen, menurut update terbaru yang dipublikasikan pada Selasa.
Dengan ketidakpastian tentang arah dampak pandemi terhadap kepercayaan, perdagangan akan tetap lesu untuk waktu yang lama.