Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masih Berisiko Tinggi, Pemerintah Diminta Bantu Sektor Pariwisata

Sektor Pariwisata dinilai terlalu berbahaya jika dibuka saat ini, bahkan bila pembukaannya hanya berlaku sebesar 50 persen dari kapasitasnya.
Pengunjung menyaksikan film dari dalam kendaraan (drive in) di lahan parkir Distric 1 Meikarta, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (4/6/2020). Hiburan yang diadakan jelang kenormalan baru ini tersedia dengan kapasitas maksimal 30 unit mobil dan tanpa dipungut bayaran. Bisnis/Arief Hermawan P
Pengunjung menyaksikan film dari dalam kendaraan (drive in) di lahan parkir Distric 1 Meikarta, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (4/6/2020). Hiburan yang diadakan jelang kenormalan baru ini tersedia dengan kapasitas maksimal 30 unit mobil dan tanpa dipungut bayaran. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Riset Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Berly Martawardaya menilai sektor pariwisita masih berisiko untuk beroperasi kembali di tengah pandemi Covid-19.

“Yang masih high risk, ya tourism seperti hotel dan restoran seharusnya fokus bantuan sosial dari pemerintah pusat dan daerah ya memang harus ke sana,” kata Berly saat memberi keterangan pers di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, pada Selasa (9/6/2020).

Berly beralasan sektor itu terlalu berbahaya jika dibuka saat ini. Malahan, menurut dia, dengan 50 persen kapasitas masih terlalu berisiko. Dengan demikian, dia menegaskan, sektor itu perlu diberdayakan oleh pemerintah di tengah pandemi Covid-19 ini.

“Mungkin perlu dilakukan pelatihan-pelatihan untuk bisa pindah ke sektor lain, karena masih perlu waktu beberapa bulan lagi. Jangan dibiarkan mereka kesulitan secara ekonomi atau bahkan kemudian kelaparan,” kata dia.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 telah memberikan lampu hijau bagi sembilan sektor ekonomi untuk kembali beroperasi di tengah penerapan kenormalan baru atau new normal.

Kebijakan ini diambil dalam rangka menekan dampak ekonomi dan sosial dari pandemi Covid-19.

Adapun, sembilan sektor yang ditetapkan untuk dibuka kembali meliputi pertambangan, perminyakan, industri, konstruksi, perkebunan, pertanian dan peternakan, perikanan, logistik dan transportasi barang.

Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo menuturkan dampak pandemi Covid-19 turut menyebabkan turunnya imunitas masyarakat sehingga rentan terhadap paparan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

“Dampak dari kehilangan pekerjaan ini akan mengurangi daya beli masyarakat sehingga tidak mampu mendapatkan asupan makanan bergizi yang dapat menurunkan imunitas tubuh sehingga berisiko terpapar Covid-19,” kata Doni melalui keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Jumat (5/6/2020).

Menurut data Kementerian Ketenagakerjaan, imbuhnya, dampak Covid-19 telah mengakibatkan sekitar 3,7 juta pekerja formal kehilangan pekerjaan. “Ini belum termasuk mereka yang kehilangan pekerjaan di sektor informal,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper