Bisnis.com, JAKARTA - Para karyawan Facebook Inc. semakin berani dalam mengungkapkan kekecewaan mereka atas keputusan Chief Executive Officer Mark Zuckerberg.
Zuckerberg diketahui telah memutuskan untuk tidak mengambil tindakan atas postingan 'panas' Presiden Trump di jejaring sosial.
Sejumlah karyawan perusahaan media sosial tersebut mengunggah kritik melalui Twitter dan melakukan pemogokan kerja virtual.
Setelah Presiden Trump mengunggah cuitan menanggapi protes kematian George Floyd di akun Twitter dengan kata-kata: "ketika penjarahan dimulai, penembakan dimulai..", Twitter Inc. untuk pertama kalinya mengaburkan salah satu postingnya dan menandainya dengan peringatan bahwa postingan itu melanggar aturan karena menonjolkan kekerasan.
Sementara itu, tanggapan Facebook terhadap konten yang sama, dalam sebuah posting dari Zuckerberg pada hari Jumat (29/5/2020) malah terkesan mendukung.
Zuckerberg mengungkapkan: "Kami pikir orang perlu tahu apakah pemerintah berencana untuk mengerahkan pasukan."
Baca Juga
Beberapa tokoh senior di Facebook menyatakan ketidaksetujuan mereka secara online selama akhir pekan lalu dan beberapa karyawan - yang bekerja dari rumah karena pandemi - mengadakan pemogokan virtual, memutuskan untuk tidak masuk bekerja pada hari Senin sebagai protes terhadap aksi Zuckerberg tersebut.
"Mark salah, dan saya akan berusaha dengan cara paling keras untuk mengubah pikirannya," kata Direktur Desain Produk untuk News Feed Facebook Ryan Freitas.
Kepala Desain untuk Lini Produk Portal Facebook Andrew Crow mengungkapkan keputusan memberikan platform untuk menghasut kekerasan dan menyebarkan disinformasi tidak dapat diterima, terlepas dari siapa Anda atau apakah itu layak diberitakan.
Pesan individu yang keras juga datang dari Manajer Desain Jason Stirman, Direktur Manajemen Produk Jason Toff dan Desainer Produk Sara Zhang.
"Saya tidak tahu harus berbuat apa, tetapi saya tahu tidak melakukan apa-apa tidak dapat diterima. Saya seorang karyawan FB yang sepenuhnya tidak setuju dengan keputusan Mark untuk tidak melakukan apa-apa tentang postingan Trump baru-baru ini, yang jelas memicu kekerasan. Saya tidak sendirian di dalam FB. Tidak ada posisi netral dalam rasisme," ungkap Stirman dalam cuitannya di Twitter.