Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) RI Mahfud MD menyatakan bahwa kondisi kenormalan yang baru atau new normal dalam menghadapi pandemi Covid-19 masih sebatas wacana.
"Mengenai membuat kenormalan yang baru ini, karena sesuatu yang tidak bisa dihindari," kata Mahfud pada kegiatan halal bihalal dengan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melalui daring di Solo, Jawa Tengah, Selasa (26/5/2020).
Dia mengatakan masa pandemi Covid-19 ini juga tidak bisa dihadapi dengan cara mengurung diri. Menurutnya, masyarakat mau tidak mau harus menyesuaikan dengan keadaan yang ada, tapi tetap harus menjaga diri.
"'Lockdown itu sebetulnya bagus, namun demikian dalam kondisi seperti ini justru yang membunuh itu kalau di-lockdown," ujarnya.
Oleh karena itu, meski tetap harus mewaspadai wabah tersebut, dia meminta masyarakat untuk tidak takut secara berlebihan dalam menghadapi pandemi Covid-19. Apalagi, dikatakannya, Covid-19 bukan merupakan pembunuh utama di Indonesia.
"Saya ada data, dari awal Januari hingga akhir April, tepatnya selama 131 hari jumlah rata-rata korban meninggal akibat Covid-19 di Indonesia sebanyak 17 orang/hari. Kalau akibat kecelakaan ternyata sembilan kali lebih banyak dan yang meninggal akibat Aids berkali-kali lebih banyak," katanya.
Sementara itu, mengenai tudingan sejumlah pihak bahwa pemerintah terkesan tidak serius dalam mengantisipasi pandemi Covid-19 di Indonesia, dia menampik hal tersebut mengingat sudah banyak upaya pencegahan yang dilakukan.
"Ada pihak yang mengatakan bahwa pemerintah main-main, padahal awal-awal Corona pemerintah sudah mengantisipasi lama. Corona itu muncul pertama pada akhir Desember 2019 dan Wuhan mulai di-lockdown pada tanggal 23 Januari," ucap Mahfud.
Mahfud mengatakan lebih tepatnya pada 28 Januari 2020 pemerintah mulai menutup rute penerbangan Jakarta - Beijing.
"Bahkan kami juga menjemput WNI yang saat itu masih ada di Wuhan. Pada 6 Februari saya dengan Pak Terawan (Menteri Kesehatan) berkomunikasi tentang membuat rumah sakit khusus Covid-19. Selanjutnya pada 2 Maret baru ada temuan awal," jelasnya.
Baca Juga
Mahfud mengklaim bahwa Indonesia merupakan negara terakhir di Asia Tenggara yang dimasuki oleh virus tersebut. Dia mengatakan itu menandakan bahwa pemerintah serius menghadapi pandemi Covid-19.
"Menghadapi hal ini saya minta kepada masyarakat agar jangan terlalu mengentengkan tetapi juga jangan takut betul. Mau tidak mau kita harus terbiasa menghadapi itu," ungkapnya.