Bisnis.com, JAKARTA - Komando Tugas Gabungan Terpadu RS Darurat Wisma Atlet mengklarifikasi perihal keluhan salah satu warga karantina mengenai kondisi penanganan di gedung C2 Wisma Atlet, Jakarta.
Keluhan dan saran tersebut disampaikan oleh Kunaifi, seorang kandidat doktor di Universitas Twente, Belanda. Dia terpaksa pulang ke Indonesia di tengah pandemi bersama istri dan dua anak karena visa dan beasiswanya hampir habis.
Dia menyampaikan kondisi saat masuk ke Gedung C2 Wisma Atlet Kemayoran pada Sabtu (16/5/2020) bahwa social distancing tidak terlaksana sama sekali di sana.
Dalam tulisannya, dia menyebut adanya antrean untuk mengambil makan karena porsi makan sedikit, antrean di lift, serta kurangnya kejelasan mengenai penerapan aturan atau protokol kesehatan.
Wakil Panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) RS Darurat Wisma Atlet Brigjen TNI M. Saleh mengatakan Kunaifi beserta keluarganya masuk dalam rombongan gelombang pertama ke Tower 9 Wisma Atlet Pademangan, yang baru awal dibuka.
“Kami perlu jelaskan bahwa Tower 9 atau Blok C2 ini adalah wisma karantina untuk repatriasi, jadi bukan termasuk RS Darurat Wisma Atlet,” katanya saat dikonfirmasi, Kamis (21/5/2020)
Baca Juga
Dia menjelaskan kondisi Tower 9 Wisma Atlet memang belum maksimal 100 persen saat awal dibuka. Saat itu fasilitas gedung, petugas TNI, dan Kantor Kesehatan Pelabuhan hingga instalasi terkait penanganan Covid-19 masih terbatas.
Adapun, Tower 9 baru disiapkan dua hari sebelumnya, yaitu pada 14 Mei 2020 atas hasil keputusan Presiden saat Ratas Repatriasi WNI.
“Namun pada saat itu jumlah WNI repatriasi yang masuk jumlahnya sangat banyak, bahkan pada satu hari itu saja yang masuk mencapai lebih dari 1.000 orang,” ujarnya.
Menurutnya, Tower 9 Wisma Atlet memang disiapkan untuk menampung para WNI repatriasi yang baru kembali dari luar negeri dengan berbagai latar profesi, mulai dari Anak Buah Kapal (ABK), Pekerja Migran Indonesia (PMI), dan juga mahasiswa yang terus berdatangan dari bandara Soekarno Hatta.
Belum sampai seminggu dioperasikan, lanjutnya, saat ini setidaknya terdapat sebanyak 2.158 warga yang sudah masuk dan sedang menjalani karantina di Tower 9 Wisma Atlet.
Dia menuturkan, seiring dengan berjalannya waktu sambil menangani warga yang sedang menjalani karantina, upaya-upaya untuk memperbaiki kondisi tower terus dilakukan.
Secara bertahap fasilitas penunjang di tower tersebut sudah dipenuhi sehingga membantu perbaikan sistem dan manajemen.
“Kondisi sekarang sudah jauh berbeda. Sejak diterima saat pendaftaran, saat pemeriksaan, menjalani masa karantina sampai sembuh dan dinyatakan bisa meninggalkan Wisma Atlet, sudah dapat berjalan dengan baik,” terangnya.
Di sisi lain, Kogasgabpad mengapresiasi kritik dan saran dari Kunaifi. Pasalnya curhatan tersebut dapat dijadikan bahan evaluasi untuk menyempurnakan penanganan corona di Wisma Atlet.
"Saya mengimbau walaupun tanpa ada tulisan atau pengawasan petugas, siapa pun sadar untuk menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan menjaga kebersihan.”