Bisnis.com, JAKARTA – Jutaan orang melarikan diri atau berlindung ketika "topan super" menghantam pantai-pantai India dan Bangladesh. Kota-kota kebanjiran dan angin mencapai melesat 160 kilometer per jam.
Setidaknya 2,6 juta orang melarikan diri ke tempat penampungan di Bangladesh dan India barat selama 3 hari terakhir ketika Topan Amphan mendarat. Ini merupakan topan paling keras yang pernah ada di wilayah Teluk Benggala.
Bulan Sabit Merah Bangladesh, divisi lokal Palang Merah, melaporkan kematian pertama, ketika seorang sukarelawan tenggelam ketika memindahkan penduduk desa ke tempat yang aman.
Hujan deras mulai menghantam daerah itu beberapa jam dan beberapa kota, termasuk Kolkata, kebanjiran. Pejabat manajemen bencana Bangladesh telah bekerja sangat keras untuk mengevakuasi sekitar 2 juta orang dari daerah pantai di sepanjang teluk.
Ketika badai mendekat, upaya evakuasi memberi jalan untuk menjaga orang-orang aman di tempat penampungan.
Gelombang lebih dari 5 meter terlihat di dekat pantai India. Badai mendorong air laut sekitar 25 kilometer (15 mil) ke daratan.
Ratusan pengungsi Rohingya yang tinggal di pulau rawan banjir juga dipindahkan ke tempat penampungan badai. Pulau Bhasan Char, yang telah digambarkan sebagai "tidak dapat dihuni," oleh PBB, adalah gundukan pasir besar yang muncul dari lautan kurang dari 20 tahun yang lalu.
Kelompok-kelompok HAM mendesak Bangladesh untuk membawa para pengungsi ke daratan, tetapi pemerintah mengatakan tempat perlindungan badai aman.