Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde menegaskan tetap akan melanjutkan program pembelian obligasi meskipun pengadilan tinggi Jerman mempertanyakan legalitasnya.
"Saya sama sekali tidak khawatir, bukan tentang program yang terkait dengan pandemi, dan bukan tentang program sebelumnya, di mana Eurosystem telah membeli obligasi sejak 2015," katanya dalam sebuah wawancara dengan beberapa surat kabar Eropa yang diterbitkan Senin (18/5/2020), seperti dikutip Bloomberg.
“Kami tetap tidak gentar dalam mencapai sasaran stabilitas kami,” lanjutnya.
Pengadilan konstitusional Jerman memutuskan bulan ini bahwa program pelonggaran kuantitatif (QE) 2015, yang telah membeli surat utang senilai 2,7 triliun euro (US$3 triliun) dan masih berjalan hingga saat ini, mungkin tidak sebanding dengan risiko yang merugikan dan karenanya program tersebut tidak memiliki landasan hukum.
Pengadilan Jerman juga memberi tenggat waktu bagi European Central Bank (ECB) selama tiga bulan untuk membenarkan kebijakan tersebut, atau Bundesbank yang menyumbang sekitar 25 persen dari pembelian aset tersebut harus berhenti berpartisipasi.
Namun, Lagarde mengisyaratkan bahwa bank sentral siap untuk menentang prospek itu.
Baca Juga
"Semua bank sentral nasional harus sepenuhnya berpartisipasi dalam penentuan dan implementasi kebijakan moneter di zona euro. Setiap bank sentral nasional di kawasan independen dan tidak dapat menerima instruksi dari pemerintah. Ini tercantum dalam Perjanjian," ungkapnya.
Program Pembelian Pandemi Darurat ECB diumumkan pada bulan Maret dan dijadwalkan untuk membeli surat utang senilai 750 miliar euro tahun ini, dengan batasan yang lebih sedikit daripada program sebelumnya.
Sebagian besar ekonom memperkirakan batasan tersebut harus diperluas segera setelah pertemuan kebijakan berikutnya pada 4 Juni mendatang.
“Sudah jelas bahwa kami tidak akan ragu untuk menyesuaikan ukuran, durasi dan komposisi program pembelian selama masih diperlukan. Tidak ada hambatasn psikologis atas kebijakan kami,” katanya.