Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno menuturkan dirinya lebih tertarik untuk bergelut di tengah dunia bisnis ketimbang politik.
“Jika disuruh pilih, saya lebih ingin menjadi pengusaha kayaknya, itu sudah DNA maksudnya. Saya itu masih belajar politik. Dan kalau kepentok kanan dan kiri, jika pilih salah satu, saya pilih jadi pengusaha,” kata Sandi saat menjadi tamu dalam kanal Youtube Refly Harun yang ditayangkan pada Sabtu (16/5/2020).
Sandi beralasan sejak dua puluh tahun lalu, dirinya telah terjun di dunia usaha dari tingkat paling bawah dan sempat mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).
“Dua puluh tahun sebagai pengusaha, dapat merasakan di-PHK, lalu memulai usaha dari konsultan keuangan yang kecil. Naik kelas menjadi perusahaan investasi. Sampai saat ini masih bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19 ini,” ujarnya.
Malahan, dia menggarisbawahi, dirinya belum ada mem-PHK 30 ribu karyawan yang dimilikinya akibat pandemi Covid-19.
“Saya belajar kemarin dari dunia bisnis dan politik bahwa ada hal yang bisa dikontrol dan sama sekali yang tidak bisa dikontrol. Untuk yang terakhir ini, percuma saja kita pikirin, hal-hal yang bisa bisa kontrol inilah yang kemudian saya perhatikan,” ujar Sandi.
Baca Juga
Pengusaha sekaligus pendiri Saratoga Investama Sedaya ini pun membeberkan ongkos kampanye selama dirinya mencalonkan diri sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta tahun 2017 dan Calon Wakil Presiden pada Pilpres 2019 mencapai angka Rp1 triliun.
“Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 lalu sudah saya laporkan ke LHKPN, angkanya saya lupa, tapi kira-kira hampir 3 miliar. Sementara itu untuk Pilpres 2019 lalu hampir 600 miliar,” kata Sandi.
Angka itu, menurut Sandi, adalah konsekuensi jika ingin terjun ke kontestasi politik secara mandiri.