Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tinjau Pusat Distribusi Masker, Lagi-lagi Trump Tak Pakai Masker

Ini bukan kejadian pertama. Trump telah menolak mengenakan masker wajah di publik meski pemerintahannya memberi arahan kepada warga AS untuk mengenakan masker.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump berkunjung ke perusahaan distributor peralatan medis Owens & Minor di Allentown, Pennsylvania, Amerika Serikat, Kamis (14/5/2020), di tengah pandemi wabah virus corona (Covid-19)/Antara/Reuter-Carlos Barria
Presiden Amerika Serikat Donald Trump berkunjung ke perusahaan distributor peralatan medis Owens & Minor di Allentown, Pennsylvania, Amerika Serikat, Kamis (14/5/2020), di tengah pandemi wabah virus corona (Covid-19)/Antara/Reuter-Carlos Barria

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengunjungi pusat distribusi masker di Pennsylvania kemarin, Kamis (14/5/2020), dan mengumumkan rencana untuk mengisi kembali persediaan peralatan medis Amerika Serikat yang terkuras oleh wabah virus corona (Covid-19).

Namun uniknya, Presiden AS ke-45 itu tampak tak menggunakan masker, kendati para pejabat perusahaan distribusi tersebut tampak mendampingi Trump dengan mengenakan masker.

Ini bukan kejadian pertama. Trump telah menolak mengenakan masker wajah di publik meskipun pemerintahannya memberi arahan kepada warga AS untuk mengenakan masker. Bahkan, peraturan Gedung Putih yang baru juga mengharuskan staf mengenakannya di tempat kerja.

Hal itu misalnya terjadi saat mengunjungi pusat distribusi Owens & Minor Inc, perusahaan yang menutur Gedung Putih telah mengirim jutaan masker N95, pakaian pelindung dan sarung tangan ke rumah sakit dan pusat operasi di seluruh Amerika Serikat.

Minggu lalu, Trump juga tidak mengenakan masker saat mengunjungi pabrik pembuatan masker di Arizona, sekalipun ia mengaku mencoba beberapa masker di ruangan lain yang ia lewati.

Sikap yang sama akhirnya ditunjukkan Trump pusat distribusi masker di Pennsylvania kemarin, Kamis (14/5/2020). Padahal, dia merupakan tokoh Partai Republik yang berusaha terpilih kembali dalam pemilihan presiden pada November 2020.

Di sisi lain, Pennsylvania merupakan negara bagian yang diperebutkan secara politis oleh calon Republik dan Demokrat dalam pemilihan presiden.

Terkait kontestasi politik itu, Trump terus mengkritik calon penantangnya dari Partai Demokrat yakni mantan Wakil Presiden, Joe Biden.

Trump sebelumnya, menuduh pemerintah Obama, yang merupakan presiden dari Partai Demokrat, membiarkan persediaan alat-alat pelindung habis. Padahal,Trump telah menjabat Presiden AS selama tiga tahun dan wabah virus corona mulai melanda Amerika Serikat awal tahun ini.

Untuk itu, Trump mengatakan pemerintahannya akan berupaya menyediakan persediaan untuk tiga bulan alih-alih satu hingga tiga minggu.

"Saya bertekad bahwa Amerika akan sepenuhnya siap untuk setiap wabah pada masa depan, yang kita harap tidak akan terjadi," katanya dalam sambutannya setelah kunjungan tersebut.

Seperti diketahui, Presiden Trump sebelumnya telah berusaha mengecilkan potensi virus corona muncul kembali pada musim gugur, meskipun para pakar mengatakan itu sangat mungkin.

Seorang pejabat tinggi pemerintah sebelumnya mengatakan kepada wartawan pada Kamis bahwa pemerintahan Trump sedang berusaha untuk menambah 300 juta masker N95 ke dalam persediaan musim gugur AS. N95 adalah alat pelindung pernapasan yang merupakan kunci untuk melindungi pekerja medis dalam melawan virus corona yang mematikan.

Pejabat itu mengatakan pemerintah pada akhirnya berharap untuk menambah cadangan strategis nasionalnya, yang hanya memiliki 13 juta N95 pada awal wabah, menjadi satu miliar secara total.

Pemerintah berusaha untuk meningkatkan persediaan medis sebagai bagian dari upaya untuk mempersiapkan diri dari lonjakan kasus-kasus virus corona pada masa depan, ketika negara-negara bagian secara nasional mulai membuka kembali perekonomian setelah memberlakukan karantina wilayah untuk memperlambat penyebaran virus.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper