Bisnis.com, JAKARTA — Toyota Motor Corp. memproyeksi profit tahun fiskal ini jauh di bawah perkiraan ekonom seiring dengan wabah virus corona (Covid-19) yang menekan penjualan mobil di seluruh dunia.
Berdasarkan keterangan resminya, seperti dilansir Bloomberg, Selasa (12/5/2020), perusahaan mobil asal Jepang ini hanya menargetkan profit senilai 500 miliar yen (US$4,65 miliar) pada tahun fiskal hingga Maret.
Padahal, para analis memperkirakan profit perusahaan ini senilai 1,8 triliun yen. Pada tahun sebelumnya, Toyota mencatatkan profit sebesar 2,44 triliun yen.
Toyota adalah perusahaan kesekian yang ikut terdampak atas pandemi Covid-19 sehingga memaksa perusahaan ini menutup pabrik dan showroom-nya. Pada saat yang sama, konsumen juga terlihat menahan konsumsi akibat ketidakpastian ekonomi dan situasi ketenagakerjaan yang suram.
Meskipun begitu, prospek cerah masih terlihat pada pabrik di Amerika Serikat yang mulai beroperasi dan penjualan di China yang mulai pulih.
“Pertanyaan besarnya adalah apakah perusahaan ini bisa kembali memompa produksinya seperti kondisi sebelumnya,” kata Tatsuo Yoshida, analis Bloomberg Intelligence.
Sementara itu, proyeksi penjualan diperkirakan senilai 24 triliun yen, atau di bawah perkiraan analis yakni 27,6 triliun yen. Sayangnya, Toyota tidak bersedia memberikan keterangan detail mengenai proyeksi pendapatan bersih pada tahun yang sama.
Terlebih, dengan rating perusahaan-perusahaan yang dipangkas, mereka harus mengamankan dana segar setidaknya US$100 miliar. Toyota sendiri sudah mendapatkan kredit senilai 1 triliun yen dari bank di Jepang.
Berdasarkan analisis Goldman Sachs Group Inc., wabah Covid-19 bakal memangkas profit perusahaan otomotif Jepang hingga 38 persen pada tahun ini.