Bisnis.com, JAKARTA— Beberapa penjabat The Fed kukuh enggan memotong suku bunga menjadi negatif seperti yang telah dilakukan Eropa dan Jepang.
Dikutip dari Bloomberg, Selasa (12/5/2020), Presiden bank sentral Chicago, Charles Evans mengatakan praktik yang diterapkan di Eropa dan Jepang dengan memangkas suku bunga ke bawah 0, bukanlah langkah yang akan diduplikasi di AS.
Menurutnya, mekanisme bagaimana opsi tersebut bermanfaat bagi ekonomi harus dipahami dan ragam insentif yang disediakan bagi pelaku ekonomi.
“Hal itu perlu dipelajari lebih hati-hati,” katanya.
Pernyataan senada diungkapkan Presiden bank sentral Atlanta, Raphael Bostic.
“Saya bukan pendukung untuk bergerak ke wilayah suku bunga negatif,” ujar Raphael.
Sikap yang sama juga telah ditegaskan Gubernur The Fed Jerome Powell untuk menjauhi suku bunga acuan negatif. Adapun, Bostic mengatakan seluruh instrumen akan dipertimbangkan untuk memitigasi krisis.
Namun, dia menilai penurunan suku bunga ke level negatif akan menjadi instrumen yang lemah untuk memitigasi krisis.
“Saya sangat tak menyarankan dukungan tersebut dalam waktu dekat,” katanya.
Sementara itu, Bostic meremehkan ide para investor yang memunculkan opsi bahwa The Fed bisa membeli saham karena dianggap bertentangan dengan kebijakan moneter.
Selama resesi tahun 2007 hingga 2009, pejabat bank sentral AS mempertimbangkan beragam instrumen dan memilih untuk tak menerapkan suku bunga negatif. Hal tersebut telah disampaikan Gubernur The Fed Jerome Powell pada medio Maret 2020.
Seperti diketahui, bank sentral Eropa dan Jepang telah memangsa suku bunga jangka pendeknya di bawah 0. Langkah tersebut diambil bahkan di tengah keenganan untuk menempuh kebijakan itu.