Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Indef memberikan saran kepada pemerintah agar serius dan bersungguh-sungguh menanggulangi penyebaran virus Corona (Covid 19).
Pengaruh wabah Covid 19 teramat besar bagi perekonomian nasional. Terlebih wabah Covid 19 ini bukan hanya terjadi di Indonesia dan China, tetapi juga di seluruh Dunia.
Ekonom Senior Indef Dradjat Wibowo menyesalkan pencegahan penularan Covid-19 yang dilakukan pemerintah pusat dan pemerintah daerah (Pemda) lewat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tidak diikuti dengan pelaksanaan rapid test maupun test swap dan PCR secara masal kepada semua warga di setiap daerah.
Padahal tes massal, yang dilakukan di setiap daerah sangat penting untuk mengetahui seberapa besar jumlah warga yang terinfeksi dan dan tidak terinfeksi Covid-19. Setelah itu diikuti dengan penelusuran kemana saja sebelum dan sesudah warga terinfeksi Covid-19. Serta dilakukan pengobatan maksimal hingga sembuh.
Dradjat mengungkapkan tujuan PSBB untuk memisahkan antara orang yang positif dengan orang yang belum terkena [Covid-19]. Maka orang yang masih sehat mengurung diri di rumah, bekerja dari rumah dan orang yang sudah positif dilakukan treatment, kemudian kontak sosial dibatasi.
Lebih lanjut, dia menyampaikan waktu yang diperlukan untuk diterapkan di berbagai daerah di Indonesia Seberapa besar persentase keberhasilan PSBB terhadap pencegahan penularan Covid-19.
Dia mengungkapkan pemerintah daerah dan pemerintah pusat di Indonesia harus belajar cara menerapkan PSBB dari pemerintah dan negara Selandia Baru. Mereka disiplin sehingga sekarang sudah terbebas dari wabah Covid-19.
“Ada PSBB tapi di pasar-pasar masih ramai, tempat ibadah masih ramai. Jadi saya berharap PSBB kita bisa betul-betul efektif. Seperti di New Zealand orangnya disiplin, kontak bisa benar-benar tidak ada dan sangat terbatas sekali. Virusnya tidak lompat dan bisa mati sendiri. Karena virus ini kalau ada di udara atau ada di ruang bebas dalam waktu tertentu dia akan mati. Pemerintah seharusnya segera melakukan rapid test kepada seluruh rakyat Selain itu, anggota masyarakat harus benar benar disiplin menjaga jarak dan tidak kemana mana atau tinggal di rumah,” tulis Drajat dalam keterangan resmi, Selasa (12/5/2020).
Dia juga berharap pemerintah bisa menugaskan badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di sektor industri obat atau farmasi, untuk memproduksi vaksin Covid 19. Sehingga vaksin tersebut bisa segera ditemukan dan diproduksi secara massal. Dengan adanya vaksin, masyarakat tidak akan lagi punya rasa khawatir yang tinggi terinfeksi Covid 19.
Selain itu, juga meninggalkan ketergantungan kepada import. Sebab jika terjadi wabah yang mendunia seperti saat ini, negara negara lain yang menemukan dan memproduksi vaksin dan obat obatan Covid 19 pasti lebih memprioritaskan untuk kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu.
Kalau Indonesia mampu memproduksi vaksin dan obat obat pencegah Covid-19, masyarakat akan terlepas dari ketergantungan kepada negara lain dalam hal pencegahan dan pengobatan Covid 19. Disamping itu juga dapat menekan harga vaksin itu sendiri sehingga terjangkau oleh masyarakat.
Menurutnya, kunci dari keberhasilan penghentian penularan dari Covid-19 ada pada penemuan vaksin atau obat yang dapat mencegah setiap manusia tertular virus Corona. Jika Vaksin belum ditemukan, maka suatu saat virus itu akan kembali meledak.
Dia sangat yakin, putra putri terbaik Indonesia akan dapat menemukan Vaksin atau Obat anti Covid-19. Asalkan diberikan kepercayaan dan dukungan teknologi dan keuangan yang cukup dari pemerintah. Karena itu Dradjat meminta pemerintah harus memprioritaskan produksi dalam negeri daripada impor.