Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Depok Catat Peningkatan Kasus Covid-19, Mendagri Beri Perhatian

Sebelum penerapan PSBB atau 11 April, jumlah kasus di Depok meningkat menjadi 102 positif, 652 orang tanpa gejala, 2.334 ODP dan 684 PDP.
Ilustrasi - Antrean calon penumpang KRL commuter sebelum memasuki stasiun Depok Lama di Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (14/4/2020). Penumpukan calon penumpang ini disebabkan aturan physical distancing di dalam stasiun dan gerbong kereta, serta pembatasan jam operasional kereta akibat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI. Bisnis/Arief Hermawan P
Ilustrasi - Antrean calon penumpang KRL commuter sebelum memasuki stasiun Depok Lama di Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (14/4/2020). Penumpukan calon penumpang ini disebabkan aturan physical distancing di dalam stasiun dan gerbong kereta, serta pembatasan jam operasional kereta akibat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Depok mengalami peningkatan kasus positif Covid-19 cukup signifikan meski akan memasuki tahapan pembatasan sosial berskala besar tahap kedua.

Ketua Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Kota Depok Roy Pangharapan mengatakan pemerintah setempat gagal menekan peningakatan kasus Covid-19 melalui pengaturan PSBB.

"PSBB di Kota Depok bisa dikatakan gagal menekan penyebaran dan penularan Corona. Bukannya menurun tetapi justru semakin bertambah. Saat ini 55 dari 63 kelurahan telah menjadi zona merah saat ini," katanya melalui keterangan resmi, Selasa (5/5/2020).

Semula Depok mencatatkan 2 kasus positif pertama pada 2 Maret 2020. Sebelum penerapan PSBB atau 11 April, jumlah kasus meningkat menjadi 102 positif, 652 orang tanpa gejala, 2.334 orang dalam pemantauan dan 684 pasien dalam pengawasan.

Saat Depok mulai menerapkan PSBB pada 15 April 2020, jumlah kasus meningkat menjadi 139 positif, 695 orang tanpa gejala, 2.413 orang dalam pemantauan dan 760 pasien dalam pengawasan. Jumlah ini makin melonjak pada 4 Mei 2020 menjadi 311 positif, 1.203 OTG, 3.228 ODP dan 1.241 PDP.

"Dari penetapan PSBB sampai kedatangan Mendagri, Senin (4/5/2020) kemarin kasus Corona mengalami kenaikan pesat, yaitu 45 persen kasus positif, 58 persen OTG, 75 persen ODP dan 61 persen PDP. Ini mengapa?" katanya.

Menyikapi kondisi ini, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengunjungi Depok pada Senin (24/5/2020). Dalam lawatannya, dia menyebut pemerintah memberikan perhatian kepada daerah-daerah yang menjadi wilayah merah atau pusat penyebaran.

“Tujuan kami datang ke sini adalah sharing, jadi bukan untuk briefing, top down. Justru ini memberikan informasi bagi kita perwakilan dari Pusat, dan kita mendapat masukan dari Bapak/Ibu. Tapi pemikiran kita adalah sama, yaitu untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah Covid-19,” sebutnya.

Untuk itu, Tito meminta seluruh daerah menggunakan narasi yang sama guna mengadapi pandemi ini secara bersama. Termasuk sinergi antardaerah mencegah meluasnya Covid-19.

Sebagai salah satu krisis terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah manusia, wabah Covid-19 diakuinya memiliki efek domino yang menyentuh berbagai sektor, di samping sisi kesehatan. Oleh karena itu, baginya, mengutamankan kesehatan masyarakat sekaligus menyelamatkan perekonomian adalah dua hal yang perlu diselamatkan sekaligus.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rayful Mudassir
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper