Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cegah Corona, Jokowi Minta Ada Lokasi Kedatangan Khusus PMI dan ABK

Lebih dari 12.000 ABK dan PMI diperkirakan akan pulang ke Tanah Air dalam waktu dekat ini.
Petugas perlindungan tenaga kerja (kanan) mendampingi sejumlah pekerja migran yang dideportasi dari Malaysia di Pelabuhan Internasional PT Pelindo I Dumai di Dumai, Riau, Sabtu (7/3/2020). Otoritas imigrasi Malaysia mendeportasi 30 pekerja migran Indonesia yang sudah menyelesaikan masa hukumannya dan ditahan di kamp orang asing Machap Umboo Melaka, kembali ke tanah air lewat Pelabuhan Dumai. ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
Petugas perlindungan tenaga kerja (kanan) mendampingi sejumlah pekerja migran yang dideportasi dari Malaysia di Pelabuhan Internasional PT Pelindo I Dumai di Dumai, Riau, Sabtu (7/3/2020). Otoritas imigrasi Malaysia mendeportasi 30 pekerja migran Indonesia yang sudah menyelesaikan masa hukumannya dan ditahan di kamp orang asing Machap Umboo Melaka, kembali ke tanah air lewat Pelabuhan Dumai. ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo meminta titik debarkasi atau penurunan penumpang khusus bagi anak buah kapal (ABK) dan pekerja migran Indonesia (PMI) yang akan kembali ke Tanah Air. Tempat tersebut harus memiliki kemampuan isolasi dan observasi.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan bahwa saat ini jumlah PMI yang telah kembali ke Tanah Air mencapai 70.367 orang.

Dalam dua pekan ke depan, sekitar 17 kapal pesiar akan berlabuh di Tanjung Priok, DKI Jakarta dan Tanjung Benoa, Bali, serta lebih dari 12.000 ABK dan PMI diperkirakan akan pulang ke Tanah Air. Oleh karena itu titik debarkasi khusus menjadi sangat diperlukan.

“Agar manajemen diatur dengan baik, baik oleh Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kesehatan, Polri, TNI, dan Gugus Tugas,” kata Doni menjelaskan instrusi Presiden dalam rapat terbatas, Senin (4/5/2020).

Presiden dalam rapat tersebut meningatkan jajarannya agar tidak menurunkan kesiagaan. Klaster para pekerja migran Indonesia di negara lain yang kembali ke Tanah Air harus diawasi dengan ketat, jangan sampai menjadi episentrum baru.

Selain PMI dan ABK, hal itu termasuk pula dengan klaster jamaah tabligh, klaster Gowa, beberapa tempat industri yang telah menjadi episentrum, serta pemudik yang lolos dari pemeriksaaan pihak berwenang.

Di sisi lain, pemerintah belum dapat memastikan akhir masa pandemi virus Corona atau Covid-19 di Indonesia. Namun dalam rapat terbatas, kata Doni, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengingatkan bahwa sebelum ada vaksin, Indonesia belum akan aman dari Corona.

Sementara itu, Doni Monardo mengatakan bahwa laju kasus baru Covid-19 di Indonesia menunjukkan tren penurunan.

“Laju kasus baru [positif Covid-19] menurun sampai 11 persen, tetapi hal ini bukan berarti kita lengah,” kata Doni.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, per Minggu (3/5/2020), jumlah kasus positif di Indonesia bertambah 349 kasus menjadi 11.192 orang. DKI Jakarta melaporkan jumlah terbanyak, kemudian disusul Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan.

Mengutip data yang sama, dari total akumulasi pasien positif, sebanyak 8.471 orang diantaranya dalam masa perawatan. Pada saat yang sama 1.876 orang telah dinyatakan sembuh, sedangkan 845 orang meninggal dunia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper