Bisnis.com, JAKARTA — Negara tetangga Indonesia, Malaysia akan mulai melonggarkan kebijakan lockdown mulai 4 Mei nanti. Hal itu dilakukan dengan pertimbangan bahwa kasus baru positif virus Corona atau Covid-19 di negara tersebut terus menurun.
Dengan adanya kelonggaran lockdown, maka pada 4 Mei nanti sejumlah tempat usaha di Negeri Jiran itu bisa kembali beroperasi.
Meskipun demikian, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin menyatakan bahwa pelaku usaha dan seluruh masyarakat harus tetap mematuhi persyaratan yang ketat.
“Setelah mengadakan pertemuan (dengan badan-badan terkait), kami siap untuk membuka ekonomi,” kata PM Muhyiddin, Jumat seperti dikutip dari The Strait Times, Jumat (1/5/2020).
Seperti diketahui, Pemerintah Malaysia mulai menerapkan kebijakan perintah kontrol gerakan (MCO) sejak 18 Maret 2020. Sejak awal diberlakukan, MCO sudah tiga kali mengalami perpanjangan.
Berdasarkan data yang Worldometers, kasus baru positif Covid-19 di Malaysia hingga hari ini mencapai 6.071 kasus. Angka tersebut mengalami penambahan sebanyak 69 kasus jika dibandingkan hari sebelumnya.
Sementara itu, kasus kematian akibat Covid-19 di Malaysia sebanyak 103 kasus. Adapun, kasus sembuh telah mencapai 4.210 kasus.
Jika dibandingkan kasus positif Covid-19 di negara-negara lainnya, saat ini Malaysia berada di posisi ke-48.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah Malaysia mengklaim kebijakan lockdown berhasil mengerek turun kasus baru positif Covid-19.
Direktur Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah menyatakan negara tersebut masih berada di fase pemulihan seiring dengan bertahannya angka kasus baru di kisaran dua digit sepanjang dua minggu terakhir.
Lantas bagaimana dengan Indonesia? Mengacu data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 hingga Jumat (1/5/2020) kasus baru positif Covid-19 masih cukup tinggi yaitu 433 kasus. Dengan demikian, total kasus yang terkonfirmasi positif Covid-19 menjadi 10.551 kasus.
Saat ini Indonesia berada di urutan ke-37 untuk kasus positif Covid-19 jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya.
Meskipun demikian, pertumbuhan jumlah orang dalam pemantauan (ODP) tercatat mengalami perlambatan. Hingga Jumat (1/5/2020) ODP terkait Covid-19 tercatat mengalami penambahan 2.709 orang sehingga totalnya menjadi 233.120 orang.
Namun, jika dibandingkan hari sebelumnya pertumbuhannya cenderung melambat. Pasalnya, pada Kamis (30/4/2020) penambahan ODP tercatat mencpai 8.661 sehingga totalnya menjadi 230.411 orang.
Di sisi lain, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) masih terus mencatatkan kenaikan. Pada hari ini jumlah PDP bertambah 296 orang sehingga totalnya menjadi 22.123 orang.
Dalam upaya membendung penyebaran Covid-19, pemerintahan Jokowi memang tidak memilih cara lockdown seperti Malaysia. Cara-cara yang digunakan untuk mencegah penyebaran Covid-19 ialah dengan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan larangan mudik.
Dalam upaya penanganan Covid-19, Presiden Jokowi memang sebelumnya menyatakan tidak bisa meniru begitu saja langkah-langkah yang dilakukan negara lain.
Menurut Presiden Jokowi, perlu perencanaan yang matang dalam menentukan kebijakan terkait penanganan pandemi virus Corona.