Bisnis.com, JAKARTA - Setelah banyaknya perusahaan yang memborong banyak minyak, Korea Selatan kini kehabisan ruang penyimpanan komersial untuk minyak.
Dilansir Bloomberg, Selasa (28/4/2020), menurut sebuah sumber, sekitar 38 juta barel kapasitas komersial darat yang dimiliki oleh Korea National Oil Corp (KNOC) yang dikelola pemerintah dan Oilhub Korea Yeosu Co disewakan.
Sementara itu, beberapa kontrak sewa jangka pendek akan berakhir akhir tahun ini. Ruang tersebut akan disisihkan untuk tujuan strategis atau logistik.
Karantina karena penyebaran virus corona telah menghancurkan permintaan energi, tetapi banyak penyuling tidak dapat sepenuhnya menghentikan produksi karena perjanjian pasokan jangka panjang yang ada. Hal itu meningkatkan kebutuhan tanki untuk menyimpan kelebihan muatan.
Beberapa prosesor ini, serta para pedagang, juga tertarik untuk membeli minyak mentah dengan harga rendah dan menjualnya nanti. Brent untuk pengiriman Desember lebih tinggi US$10 per barel dari kontrak Juni.
Menurut Kayrros, sebuah perusahaan analisis data pasar energi, dengan beberapa kilang minyak terbesar dan tercanggih di Asia, Korea Selatan memiliki kapasitas penyimpanan komersial terbesar keempat di kawasan ini setelah China, Jepang, dan India.
Baca Juga
Negara ini adalah tempat yang populer untuk menyimpan minyak mentah dan bahan bakar karena kedekatannya dengan ekonomi besar Asia Timur Laut lainnya.
"Dalam hal pengisian tangki minyak mentah, kami melihat peningkatan besar-besaran di Asia tidak termasuk China," kata Alexis Berson, seorang analis senior di Kayrros di Singapura.
"Di Korea Selatan, tren dalam dua minggu terakhir adalah kenaikan 8 juta barel dan itu adalah sesuatu yang belum terjadi di masa lalu," lanjutnya.
Di Korea Selatan, tangki penyimpanan minyak dikategorikan sebagai komersial atau publik. Kategori publik termasuk ruang yang disisihkan untuk stok strategis serta untuk digunakan oleh kilang lokal.
Sementara itu, prosesor Korea telah meminta akses ke ruang tangki publik. Beberapa perusahaan juga telah meningkatkan pencarian kapal-kapal yang menyimpan minyak di laut, mendorong lonjakan jumlah kapal tanker yang disewa untuk tujuan tersebut.
Seorang juru bicara KNOC mengatakan perusahaan tidak dapat mengomentari masalah ini karena perjanjian kerahasiaan. KNOC memiliki sekitar 96 juta barel kapasitas untuk cadangan strategis negara. Tidak jelas apakah kapasitas ini penuh atau tidak.
Persediaan di negara-negara Asia lainnya seperti India dan pusat minyak regional Singapura juga terisi dengan cepat, sementara situasi di China tidak jelas karena data resmi tentang penyimpanan tidak tersedia.
"Kami masih memiliki beberapa ruang untuk penyimpanan bawah tanah, tetapi kapasitas cadangan menurun dengan cepat di hub utama seperti India, Korea Selatan dan Jepang," kata Berson.