Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali memberikan pernyataan lama, bahwa sinar matahari merupakan disinfektan terbaik untuk memperlambat penyebaran virus corona.
Berdasarkan penelitian terbaru, virus yang menyerang saluran pernapasan ini akan melambat ketika ada lebih banyak uap air di udara. Sementara udara yang dingin dan kering membuatnya lebih mudah menyebar.
Namun, alih-alih berpegang pada penjelasan yang lebih masuk akal, Trump tetap berspekulasi potensi cahaya yang kuat dan desinfektan bisa membersihkan paru-paru.
William Bryan, the science and technology adviser to the secretary of the Department of Homeland Security, pun memprotes bahwa pernyataan Trump tersebut tidak bertanggung jawab.
Deborah Birx, response coordinator of the coronavirus task force, juga mengkonfirmasi panas dan cahaya tidak dapat digunakan untuk mengobati virus corona. "Bukan sebagai pengobatan," katanya, seperti dilansir dari npr.org, Sabtu (25/4/2020).
Seorang reporter saat konferensi pers di Gedung Putih, Jumat (24/4) menindaklanjuti pernyataan Trump dan kemudian meminta penjelasan dari Bryan tentang disinfektan, seperti pemutih dan alkohol isopropil yang juga disebutkan Trump bisa disuntikkan ke tubuh seseorang.
Baca Juga
"Tidak, saya di sini untuk berbicara tentang temuan yang kami miliki dalam penelitian ini. Kami tidak akan melakukan itu di dalam lab itu," jawab Bryan.
Mendengar tanggapan Bryan, Trump menyela dan mengatakan disinfektan diberikan tidak akan melalui suntikan. "Kita sedang berbicara tentang hampir pembersihan, sterilisasi suatu daerah. Mungkin berhasil, mungkin tidak berhasil," kata Trump.
Adapun, kata menyuntikkan tercatat muncul enam kali dalam transkrip pengarahan Gedung Putih.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (24/4), Gedung Putih menegaskan Presiden Trump telah berulang kali mengatakan bahwa orang Amerika harus berkonsultasi dengan dokter medis mengenai pengobatan virus corona, poin yang ia tekankan lagi selama pengarahan kemarin."