Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Awal Mei, 200 Unit Ventilator Portable Buatan Indonesia Tersedia

Sebelumnya, Menristek berharap pada 25 April 200 unit pertama ventilator buatan Indonesia bisa dihasilkan oleh PT Len dan Poly Jaya.
Sebuah ventilator ditempatkan di samping seorang pasien di ICU RS Sant Pau di Barcelona, Spanyol, Kamis (2/4/2020)./Bloomberg-Angel Garcian
Sebuah ventilator ditempatkan di samping seorang pasien di ICU RS Sant Pau di Barcelona, Spanyol, Kamis (2/4/2020)./Bloomberg-Angel Garcian

Bisnis.com, JAKARTA - Konsorsium Covid-19 tengah merampungkan proses uji produk ventilator portable untuk memenuhi kebutuhan alat kesehatan terkait penanganan Covid-19 di seluruh provinsi.

Hal itu disampaikan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro saat memberi keterangan di dalam video conference virtual Penyambutan Tim Medis Covid-19 Kota Tangerang Selatan di Wisma Tamu Puspitek, Jakarta, pada Kamis (23/4/2020).

“Minggu ini diharapkan uji terakhir dari badan pengamanan Kemenkes sudah selesai. Ada empat ventilator yang sedang diuji endurance oleh Kemenkes,” kata Bambang.

Dia membeberkan ventilator itu dirancang oleh Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dua perusahaan swasta dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

“Karena BPPT sudah mendapat dua mitra industri, awal Mei sudah bisa diproduksi 200 unit. Nanti, kami koordinasikan dengan Kemenkes dan gugus tugas karena yang butuh ventilator menyebar di seluruh rumah sakit di Indonesia,” kata dia.

Adapun, dua perusahaan yang siap memproduksi ventilator tersebut ialah PT Len Industri (Persero) dan PT Poly Jaya Medikal.

Sebelumnya, Bambang menjelaskan bahwa kedua perusahaan tersebut memiliki kapasitas produksi masing-masing 100 unit ventilator portabel per minggu di masing-masing pabrik. 

“Jadi, diharapkan pada 25 April nanti kita mudah-mudahan bisa mendapatkan 200 unit pertama ventilator buatan Indonesia yang dibuat oleh PT Len dan Poly Jaya yang didesain oleh tim yang dipimpin BPPT,” ujarnya. 

Selain ventilator yang dikembangkan oleh tim yang dipimpin BPPT, dia mengungkapkan bahwa ada 15 usulan pengembangan ventilator lainnya yang berasal dari berbagai perguruan tinggi, lembaga penelitian maupun dari masyarakat dan swasta. 

“Saat ini tentu mereka harus melakukan penggujian di Kemenkes. Di dalam Ratas tadi kami minta dukungan dari Menperin dan Menteri BUMN agar ada partner atau mitra industri yang bisa memproduksi prototype yang sudah diuji,” ungkapnya.

Kepala BPPT Hammam Riza mengklaim proses pengerjaan ventilator dalam negeri dalam kemajuan yang baik. “Perkembangannya bagus, tanggal 25 April nanti kami luncurkan produk lokal dengan tingkat kandungan komponen dalam negeri (TKDN) hampir 100 persen,” kata Hammam melalui pesan tertulis yang diterima Bisnis, Jakarta, pada Rabu (15/4/2020).

Ihwal kendala produksi, dia menutukan, pihaknya tidak mengalami kesulitan signifikan. Sebelumnya, sumber Bisnis di Istana menyebutkan produksi ventilator dalam negeri terhambat karena persoalan hak paten.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper