Bisnis.com, JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan tim medis disarankan duduk bersama mencari solusi mengenai kewajiban ibadah puasa bagi umat muslim dalam kondisi wabah virus Corona (Covid-19).
MUI diminta membahasnya meski diakui daya tahan tubuh untuk berpuasa tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi biologis--melainkan ada pula unsur psikologis atau kondisi kejiwaan.
Namun di sisi lain, daya tahan tubuh yang kurang baik dapat lebih mudah tertular virus yang sedang menciptakan pandemi tersebut. Sebanyak hampir 2,6 juta orang di dunia telah terinfeksi dan lebih dari 179 ribu orang di antaranya meninggal per hari ini, Rabu 22 April 2020.
Dari jumlah itu, Indonesia menyumbang 7.418 kasus positif infeksi dan angka kematian 635 orang.
“Di mana letak posisi keyakinan atau agama pada situasi wabah ini, rundingkan dan cari jalan terbaik, ” kata Guru Besar Biologi Molekuler dari Universitas Airlangga, Chaerul Anwar Nidom, saat dihubungi, Senin (20/4/2020).
Secara terpisah, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam menganjurkan pasien terkonfirmasi virus Corona tidak berpuasa. Pun dengan yang berstatus pengawasan atau PDP. Imbauan yang sama diberikan Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio.
Baca Juga
Mereka sama menyatakan bahwa seseorang yang lemah tidak dianjurkan menjalankan puasa karena bisa memperburuk kondisi kesehatannya. “Intinya kan sebisa mungkin kita harus memelihara kekebalan tubuh dan itu harus pertimbangan pasien itu sendiri,” kata Amin.