Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Spanyol melaporkan kenaikan kasus Covid-19 terparah dalam sepekan terakhir, Jumat (17/4/2020).
Menurut data Kementerian Kesehatan Spanyol, jumlah penderita penyakit tersebut naik sebanyak 5.252 kasus dalam 24 jam terakhir, sehingga menjadi 188.068 kasus. Sebagai catatan, kenaikan ini merupakan yang tertinggi sejak 9 April 2020.
Hingga artikel ini rilis pemerintah masih mengolah update angka kematian, tapi berdasarkan statistik sehari sebelumnya, jumlah kematian di Spanyol sudah menyentuh 19.516 kasus.
Kenaikan ini sempat bikin gempar lantaran hanya 2 hari sebelumnya, tingkat persebaran virus corona di Negeri Matador mengalami penurunan secara harian. Fenomena itu bahkan disinyalir bakal membuat Perdana Menteri (PM) Spanyol Pedro Sanchez melonggarkan kebijakan lockdown yang masih akan berlaku sampai 25 April 2020.
Menurut laporan Bloomberg, dalam memutuskan pelonggaran, pemerintah akan melihat dulu perkembangan dalam beberapa hari ke depan apakah kenaikan ini bakal berlanjut.
Terlepas dari kenaikan yang terjadi, para pengamat kesehatan setempat tetap optimistis dan memprediksi masa puncak di Spanyol sudah berlalu. Apalagi, menimbang kenaikan yang terjadi hari ini tidak separah fenomena pada akhir Maret 2020, ketika lonjakan kasus bisa mencapai 9.000 orang lebih per harinya.
Baca Juga
Di sisi lain, para politikus dari partai oposisi Spanyol terus mengkritisi kebijakan pemerintah akibat tingginya tingkat kematian. Sebagian bahkan menuding pemerintah memalsukan data kematian di Madrid, yang persentasenya diduga bisa menyentuh 71 persen.
Tudingan itu belakangan dibantah keras oleh Juru Bicara Pemerintah Spanyol Maria Jesus Montenero.
"Mempertanyakan data yang dirilis pemerintah adalah upaya membuat publik kebingungan," ujarnya.